Minggu, 14 Agustus 2011

Suasana Ramadhan di Dalam Penjara Israel

Satu biji korma mengawali buka puasa para tawanan di dalam penjara, disaat kebanyakan kaum muslimin berlomba menghidangkan makanan saat mereka berbuka puasa di bulan Ramadhan. Sejumlah orang menganggapnya hal tersebut adalah sangat sederhana, namunm bagi tawanan Palestina semua itu hanyalah mimpi, ditengah kerasnya perlakuan sipir penjara dan larangan masuknya makanan bagi para tawanan Palestina. Kalaupun ada makanan di kantin penjara, tapi harganya melambung tinggi dan beberapa saat lagi, kantin itu akan segera ditutup. Yang paling sulit adalah ketika para tawanan harus menyantap makanan yang tak ada rasanya. Apalagi bagi seorang perempuan. Salain itu, tawanan perempuan kerap kali mendapatkan penggeledahan secara mendadak di tengah malam atau waktu-waktu shalat dan buka puasa. Mereka harus berbuka puasa tanpa kehadiran keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

Suasana Sepi

Suasana sepi mewarnai bulan Ramadhan. Seperti diungkapkan mantan tawanan Nahed Abdul Hadi Al-Suwaifiri, setelah ia dipindah-pindaj dari satu penjara ke penjara lainya dan setelah ia ditahan selama 18 tahun di dalam gelapnya penjara Israel. Secara prinsip tawanan Palestina menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan suka cita. Karena Ramadhan adalah bulan puasa dan bulan Taqarrub pada Allah. Namun mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan yang seharusnya mereka dapatkan, seperti makanan saat bersahur dan berbuka.

Satu biji kurma sangat sulit didapat bahkan mungkin telah habis pada bulan Ramadhan. Sepertinya para tawanan dilarang makan kurma sama sekali.

Sementara makanan yang disediakan pihak penjara sangat tidak cocok dengan lidah mereka, disamping yang menyediakannya adalah penjajah yang tentu sangat sulit bagi mereka menerimanya, juga karena kondisi makanan tersebut sangat buruk.

Duduk Bersama

Sesuatu yang biasa dilakukan sipir penjara adalah dengan tiba-tiba melakukan pemeriksaan ke setiap kamar tawanan, teruatama di waktu-waktu shalat dan buka bersama. Mereka melarang tawanan Palestina melakukan shalat secara berjama’ah bahkan untuk duduk bersama-sama dilarang. Zionis tidak pernah menghormati sedikitpun. Mereka berupaya menggerecoki kehidapan para tawanan, walau kebanyakan dari mereka sudah menderita dengan tekanan-tekanan terhadap masalah keagamaan mereka tanpa alasan.

Larangan Kunjungan

Diantara sikap yang paling menyedihkan adalah saat salah seorang tawanan dikunjungi pihak keluarga. Saat itu, waktunya hampir magrib. Tawanan sedang menyantap beberapa butir korma bersama keluarganya dihalangi jeruji besi. Namun begitu, mereka merasa telah menyantap makanan bersama keluarganya di dalam penjara.

Ia mengatakan, saya telah tinggal di penjara selama 18 tahun. Tetapi yang paling berat bagiku adalah ketika pihak penjara melarang keluarganya berkunjung pada bulan Ramadhan. Sangat beda rasanya, ketika aku menyantap satu butir kurma bersama tawanan lainya dengan memakan makan bersama keluarganya, walau dihalangi jeruji besi. Oleh karena itu, sejumlah tawanan mengeluhkan kebijakan penjara yang tidak memperbolehkan pihak keluarga, terutama pada bulan Ramadhan yang mulia ini. (asy)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More