Senin, 26 Desember 2011

~Indahnya ukhuwah…. ~



Tak terasa sore semakin mendekati, biasanya ana naik ke lantai 7 menikmati pancaran dari cahaya the sunse, maklumlah… penggemar sunset pisan :D , Dan juga teringat dengan saudara-sauadaraku, ah… apa yang kalian sedang kerjakan wahai ikhwah…. Lagi ngisi halqoh? Nyebarin buletin? Sedang kontak tokoh? Or… lagi ”ngasah parang” wew….. istilah ”zaman baheula” :D

Dalam dunia dakwah, tentu saja kita akan bertemu dengan aktivis-aktivis yang lain, yang juga sama-sama berjuang dalam rangkan izzah Islam wal muslimin, karena memang kewajiban untuk mengembalikan kemuliaan itu bukanlah tugas 1 kelompok/golongan saja, namun juga menjadi kewajiban seluruh kaum muslimin.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3] : 104).

“Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan kalian beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran [3] : 110).

Dari hal di atas, maka sudah saatnya kita ikut serta berperan aktif dalam segala bentuk aktifitas dakwah. Tidak ada dalih bahwa “saya belum sempurna” ataupun alasan “saya masih belajar.” Karena menurut Imam Said bin Jubair, “Jika seseorang tidak mau mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah kemunkaran sehingga keadaan dirinya sempurna, maka tidak akan ada seorangpun yang akan mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah kemunkaran.” Iman Malik mendukung pendapat Imam Said bin Jubair ini, dan beliau sendiri menambahkan,, “Dan siapakah diantara kita yang lengkap dan sempurna?”

Namun, memang harus diakui, mau tidak mau, kita akan menemukan adanya ”geseken-gesekan” terutama di akar rumput (grass root), namun ana yakin, semua itu dilakukan bukan bermaksud mau menjatuhkan lawan, namun untuk sama-sama saling belajar demi sebuah kebenaran dan bukan untuk sebuah pembenaran (pengalaman pribadi :D ) he he he.

Ana teringat hadist nabi yang menggambarkan tentang mencintai saudara sesama muslim.

“Orang mukmin itu ibarat satu tubuh, apabila ada anggota tubuhnya sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya.” Dalam riwayat yang lain juga dikatakan:” Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya.”

betapa banyak riwayat dari Rosulullah yang menganjurkan kita untuk senantiasa menjaga ukhuwah. Sebagaimana juga dalam riwayat berikut:” Barangsiapa yang hendak merasakan manisnya iman, hendaklah ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”.

Di dalam Al Qur’anul Karimpun Allah Azza wa Jalla mengatakan; “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.” Maka sudah seyogyanya kita senantiasa meletakkan persaudaraan itu diatas yang lainnya. Mengutamakan ukhuwah dari kepentingan pribadi adalah ciri dari seorang mukmin yang baik akhlaknya. Bahkan ketika kita melihat sejarah para sahabatpun banyak yang memberikan teladan akan indahnya ukhuwah yang mereka jalani.

Masih ingatkah kita akan kisah Abdurrahman bin Auf ketika hijrah ke Yatsrib tanpa membawa sepeserpun kekayaannya dari Makkah, oleh seorang sahabat Anshar beliau ditawari untuk mengambil sebagian hartanya, bahkan isterinya sekalipun akan diceraikannya dan akan dinikahkan dengan beliau. Juga kisah tiga orang sahabat pada perang Uhud, mereka lebih mengutamakan yang lainnya daripada dirinya sendiri yang sangat membutuhkan seteguk air dan akhirnya mereka semuanya syahid tanpa meminum air setetespun. Dan masih banyak lagi kisah indahnya ukhuwah diantara para sahabat yang kesemuanya mengajarkan pada kita betapa pentingnya nilai dari persaudaraan ini.

Persaudaraan karena Allah yang dilandasi semangat ta’awun dan tanashshuh (saling menolong, mengingatkan atau menasehati)ini insyaAllah akan abadi.

Bahkan Allah Ta’ala akan memberikan naunganNya pada saat tidak ada lagi tempat bernaung selain naunganNya, yaitu di padang Mahsyar kelak. Orang-orang yang bercinta dan bersaudara karena Allah, disediakan bagi mereka mimbar-mimbar dari cahaya. Sebaliknya, persaudaraan tanpa dilandasi keimanan pada Allah akan mejadi musuh satu sama lain,seperti yang digambarkan Allah Ta’ala dalam firmanNya:
“Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya.” (Qs.Abasa;34-36)

Semua persaudaraan dan persahabatan, baik karena nasab (keturunan), harta, jabatan dan kepentingan duniawi lainnya akan musnah dan bercerai berai jika tidak dilandasi persaudaraan karena Allah.

jalan dakwah yang terbentang dihadapan kita masih panjang . Jalan ini adalah jalan kesusahan dan kesabaran yang berujung pada kebahagiaan. Pengorbanan demi pengorbanan senantiasa dituntut agar dapat istiqomah di jalan ini. Pengorbanan yang meliputi tenaga, waktu, fikiran, perasaan bahkan jiwa dan raga sekalipun merupakan sesuatu yang telah ditetapkan Allah. Para Nabi dan shiddiqin, orang-orang terdahulu dari umat ini, telah meninggalkan jejak pengorbanan yang luar biasa bagi kita. Namun dibalik kekuatan kita menghadapi tantangan dakwah ini, kita membutuhkan ukhuwah dan persaudaraan. Ukhuwah yang akan membuat kita kuat dan istiqomah.

Dalam Al Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
Berpegangteguhlah kamu pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…”
Dengan mentabayyun akan memperjelas semuanya. Jika kita keliru menilai saudara kita, maka kita akan memperoleh keterangan yang jelas tentang keadaan yang sebenarnya. Hati kita akan terasa lapang, dada menjadi plong dan kita terhindar dari maksiat ghibah, namimah, tajassus dan berbagai kemungkaran lainnya yang akan semakin membuat terpuruknya ummat ini .

Dalam QS. Al Hujurat ; 12 Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain…”

Betapa indahnya ajaran Islam, betapa nikmatnya hidup berislam. Ketenangan dan kedamaian akan mewarnai hari-hari kita. Namun sayangnya belum banyak yang merasakan indahnya hidup dalam naungan Islam.Masih banyak saudara kita yang mengaku muslim namun berada jauh dari syariat Islam. Disinilah tugas kita. Mengajak saudara kita yang lain untuk turut serta menikmati keindahan Islam ini, demi terwujudnya Izzul Islam wal Muslimun dalam bingkai daulah al khilafah Islamiyah!
Akhirnya marilah kembali kita bergandengan tangan, merekatkan ukhuwah diantara kita. Membangun kembali persaudaraan yang hampir retak. Berjalan bersama menuju cita-cita. Meraih kebahagiaan dan keridhoan Allah. Jalan dakwah terbentang dihadapan kita. Mari kita gapai kemenangan bersama. Betapa bahagianya ketika melihat senyum kembali merekah, memancarkan sinar keikhlasan dari hati yang saling memaafkan. Always smile wahai ikhwah ! , “senyummu kepada saudaramu adalah shadaqah”. ^__^ (Al Hadits).

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More