This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 22 Agustus 2011

HADIST SHOHIH MENYATAKAN DITERIMANYA BACAAN AL QUR’AN UNTUK ARWAH YANG SUDAH MENINGGAL

وأخرج سعد الزنجاني عن ابي هريرة مرفوعا: من دخل المقابر ثم قرأ فاتحة الكتاب, وقل هو الله أحد, وألهاكم التكاثر, ثم قال: إني جعلت ثواب ما قرأت من كلامك لأهل المقابر من المؤمنين والمؤمنات, كانوا شفعاء له ألى الله تعالى. وأخرج عبد العزيز صاحب الخلال بسند عن أنس مرفوعا: من دخل المقابر, فقرأ سورة يس, خفف الله عنه وكان له بعدد من فيها حسنات. …(ذكره محمد بن عبد الوهاب ” مؤسسة الفرقة الوهابية ” في كتابه أحكام تمني الموت,) “Sa’ad al-Zanjani meriwayatkan hadits dari Abu Hurairoh ra secara marfu’: “Barang siapa mendatangi kuburan lalu membaca surah al-Fatihah, Qul Huwallahu Ahad dan al-Hakumuttakatsur, kemudian mengatakan: “Ya Allah, aku hadiahkan pahala bacaan al-Qur’an ini bagi kaum beriman laki-laki dan perempuan di kuburan ini”, maka mereka akan menjadi penolongnya kepada Allah”. Abdul Aziz – murid dari al-Imam al-Khollal -, meriwayatkan hadist dari sanadnya dari Anas bin Malik ra secara marfu’: Barangsiapa mendatangi kuburan, lalu membaca Surat Yasin, maka Allah akan meringankan siksa mereka, dan ia akan memperoleh pahala sebanyak orang-orang yang ada di kuburan itu.” (Muhammad bin Abdul Wahhab, Ahkam tamanni al-Maut, hal. 75)

Dunia Gelap Gulita Akherat Terang Benderang

Seorang Kiayi berceramah di depan manusia yang sangat ramai…Beliau mengatakan bahwa dunia ini gelap gulita dan akherat itu terang benderang. Setuju kah kita dengan isi ceramah kiayi tadi. Wong jelas-jelas dunia ini terang ada sinar matahari kalau siang hanya malam saja yang gelap itupun di daerah yang belum masuk PLN. Sedangkan akherat kita belum tahu dan tidak ada orang yang mati hidup kembali menceritakan keadaan akherat kepada manusia.
Kemudian kiayi tadi bertanya kepada para hadirin… “Setujukah kalian dengan apa yang aku katakan…?”, para hadirin menjawab serentak “Setuju”. Maklumlah karena mereka takut jika tidak setuju maka akan dianggap membangkang pak kiayi. “Bagi yang setuju sudah boleh pulang”,kata pak kiayi tadi. Para hadirinpun pulang dan tinggallah 3 orang pemuda yang penasaran dengan isi ceramah sang kiayi tadi. Mereka tetap berada di tempat dan ingin bertanya lebih lanjut kepada pak kiayi. Pak kiayi tersenyum dan mengajak ketiga pemuda tadi pergi ke sebuah gua yang di dalamnya sangat gelap sekali. Pak kiayi memberikan mereka masing-masing sebuah karung dan kemudian berkata,”masuklah kalian ke dalam gua itu kumpulkanlah sebanyak-banyaknya kerikil yang ada di dalam gua itu.Setelah saya perintahkan keluar maka keluarlah kalian dari gua itu” Ketiga pemuda itupun tambah keheranan tapi tetap menuruti masuk ke dalam gua tadi.
Sesampainya di dalam gua yang gelap itu maka pemuda pertama berfikir “ah untuk apa kerikil gak ada gunanya” dan pemuda pertama ini tidak mengambil kerikil itu. Pemuda kedua mengambil kerikil tapi sedikit, sedangkan pemuda ketiga menuruti perintah kiayi dan mengumpulkan kerikil sebanyak-banyaknya tetapi karungany belum penuh.
Kemudian dari luar gua terdengar suara sang kiayi menyuruh mereka keluar dari gua. Dengan cepat ketiga pemuda tadipun keluar dari gua.Sang kiayi pun memerintahkan untuk mengeluarkan isi karung mereka. Setelah dikeluarkan isi karung masing-masing, barulah mereka sangat terkejut karena isinya adalah batu intan dan permata. Pemuda pertama sangat menyesal karena tidak membawa apa-apa dan karungnya kosong, sedangkan pemuda kedua juga menyesal karena hanya membawa sedikit. Pemuda ketiga juga agak menyesal karena kenapa tadi tidak dipenuhi saja karungnya dengan batu tadi.
Kemudian pak kiayi menjelaskan begitulah gambaran dunia ini seperti gua yang gelap tadi, kita diperintahkan untuk mengumpulkan sesuatu yang kita tidak tahu nilainya yaitu amal sholeh. Setelah kita sampai di akherat nanti baru kita tahu nilai dan pentingnya amal sholeh itu…. Dan kita tetap akan menyesal karena kita tidak bersungguh-sungguh mengumpulkannya.
NB:
Supaya tahu nilai amal maka istiqomahlah dalam mengikuti taklim fadhilah amal di Masjid dan di rumah bersama keluarga. Agar selalu semangat dalam beramal sholeh.

Minggu, 21 Agustus 2011

Brigade Al-Qassam: Kami Tidak Akan Biarkan Israel Lakukan Kejahatan di Gaza



Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, Jumat lalu memperingatkan Israel akan membayar mahal untuk kejahatan mereka di Jalur Gaza dan bersumpah untuk membalas darah warga sipil dan pejuang perlawanan yang tewas oleh serangan Israel.

Dalam siaran pers, Brigade menambahkan bahwa kegigihan Israel dalam melakukan agresi terhadap rakyat Gaza akan membawa bencana pada entitas dan keamanan Israel.

Pernyataan itu menggarisbawahi bahwa Al-Qassam akan berada di barisan terdepan membela Jalur Gaza dan orang-orangnya dan tidak akan membiarkan pendudukan Israel untuk meningkatkan serangan tanpa melakukan balas dendam.

Brigade sangat mengecam kejahatan terbaru Israel yang terjadi di lingkungan di daerah Rafah yang membunuh satu anak, empat pejuang dari Brigade Salahuddin, dan seorang pejabat senior dari komite perlawanan rakyat (PRC).

Untuk bagiannya, komite perlawanan rakyat (PRC) memperingatkan pendudukan Israel bahwa Brigade Salahuddin, sayap bersenjatanya, akan merespon dengan kuat terhadap pembunuhan seorang pejabat senior dan pejuang dari PRC.

Pejabat senior dari PRC Ayman Al-Shashniya menyatakan bahwa kejahatan Israel tersebut hanya akan meningkatkan tekad Brigade 'untuk melawan pendudukan.

Dia mendesak semua sayap bersenjata dari faksi-faksi perlawanan untuk bersiap-siap mengusir agresi Israel terhadap rakyat mereka di Gaza, dan menyerukan negara pendudukan Israel untuk mempersiapkan insiden terburuk yang bakal datang.(fq/pic)

Israel Bersiap Penuh Hadapi Aksi Massa Palestina September Mendatang



Pasukan keamanan Israel telah mengimpor kuda, meriam air, peluncur gas air mata dan mesin kebisingan untuk mengontrol kerumunan massa jika aksi protes mereka menjadi kekerasan di Palestina yang direncanakan bulan September untuk mendukung tawaran mereka atas pengakuan kenegaraan PBB. Israel berharap langkah-langkah yang mereka ambil akan menghindari korban di kalangan demonstran.

Otoritas Palestina sendiri telah menyusun rencana yang bertujuan untuk menjaga aksi protes damai dan menghindari konfrontasi dengan Israel. Israel mengkhawatirkan bahwa satu insiden - yang terbunuhnya seorang polisi Israel oleh warga Palestina dengan bom atau tembakan, atau seorang tentara Israel membunuh seorang Palestina selama kerusuhan - bisa memicu banjir kekerasan saat kerumunan besar massa melakukan aksi protes.

Palestina merencanakan demonstrasi massal di seluruh Tepi Barat dan luar negeri bertepatan dengan sidang Majelis Umum PBB September mendatang, di mana Palestina mengharapkan akan mendapat dukungan resmi untuk negara mereka.

Polisi Israel telah melipat gandakan pasukan anti huru hara mereka menjadi lebih dari 2.000 orang, menurut sebuah buletin internal polisi yang diperoleh oleh Associated Press.

"Polisi berharap untuk menghindari korban dalam peristiwa pengesahan PBB atas kemerdekaan Palestina," tulis Nissim Mor, komandan cabang operasi polisi tulisnya dalam newsletter. (eramuslim/fq/ap/din)

Konvoi Terbesar Bantuan Kemanusiaan Akan Masuki Gaza Desember Nanti



Sebuah organisasi pro-Palestina di Inggris telah mengumumkan bahwa konvoi bantuan kemanusiaan terbesar yang pernah ada akan menuju ke Gaza pada akhir 2011.

Pada situs resminya, Viva Palestina mengatakan konvoi terbesar yang pernah ada sejak gerakan pro-Palestina dibentuk lima tahun lalu setelah pengepungan Israel di Jalur Gaza akan bergerak ke wilayah terkepung tersebut. Konvoi diharapkan bisa melibatkan lebih banyak warga Mesir.

Pernyataan Viva Palestina juga menyerukan kepada para kontributor untuk mengumpulkan sumbangan untuk konvoi ini, yang diharapkan akan diluncurkan 27 Desember, dengan tujuan memasok Jalur Gaza dengan persediaan medis.

Pernyataan juga menjelaskan bahwa suasana demokrasi yang meningkat di Mesir akan memainkan peran penting dalam mengakhiri pengepungan Gaza, "Beberapa organisasi sipil Mesir akan berpartisipasi dalam aksi bersama dengan Viva Palestina dalam rangka untuk membantu warga Palestina yang menderita di dalam penjara terbesar di dunia. "

Pernyataan itu selanjutnya mengatakan bahwa pembukaan parsial penyeberangan Jalur Gaza tidak membuat perbaikan pada kondisi Palestina, yang terus menderita karena blokade, tidak manusiawi dan tidak adil, sembari menyerukan respon terhadap panggilan dari organisasi masyarakat sipil Palestina untuk membuka perbatasan Rafah. (eramuslim/fq/pic/din)

SaJaK AKU PERLUKAN KEKUATAN!!!

Aku Perlukan Kekuatan

Ya Allahu Ya Aziz,
Aku hambamu yang lemah,
Hati ini memerlukan kekuatan,
Untuk menghadapi sisa-sisa hidup,
Yang sukar dibatasi,
Kerna kemodenan arus duniawi,
Yang semakin hapus kearah ukhrawi.


Ya Allahu Ya Malik,
Pohon ku di dunia ini,
Kuatkan semangat hambamu yang beriman,
Dalam mengatur langkah di dunia ini,
Agar mereka menjadi contoh,
Teladan kepada setiap insan,
Yang menghampiri kelalaian terhadapMu.


Ya Allahu Ya Qahhar,
Kuatkan hati setiap muslim didunia ini,
Teguhkanlah iman mereka,
Agar mereka terus menerus memujiMu,
Izinkan mereka mendapat hidayahMu,
Sebenar-benar hidayah.
Penuhilah hati para muslim,
Dengan limpahan hidayah mu yang agung,
Agar mereka dapat memujiMu Ya Allah.


Ya Allahu Ya Hafiz,
Peliharalah hati kami ini,
Agar tidak dilimpahi dengan maksiat,
Peliharalah hati kami dari segala noda dunia,
Limpahilah hati kami dengan iman,
Peliharalah kami dari kesesatan dunia,
Yang dipenuhi segala mara bahaya.


Ya Allahu Ya Mujib,
Kabulkanlah permintaan hambaMu ini,
Agar kami semua dilimpahi nur iman Mu,
Pimpinlah kami kejalan yang diredhaiMu. Isikan hati kami dengan kebaikan agamaMu, Lembutkan lidah kami untuk memujiMu, Indahkanlah mata kami melihat ciptaanMu, Maniskan mulut kami ketika menikmati rezekiMu, Gagahkanlah kaki kami ketika berjalan untuk keredhaanMu, Merdukanlah telinga kami ketika mendengar ayat-ayatMu, Sinarilah kehidupan kami dengan nur iman Mu, Bersihkan hati kami untuk menggapai redhaMu.
Berilah kekuatan untuk hambaMu ini,
Untuk meneruskan perjuangan ini,
Demi kemuliaan agamaMu Ya Allah.


sajak yang menyentuh hati~!!!
sajak yg dihasilkan betul-betul menusuk kalbu,
membuatkan kita terpikir semula,
pernahkah kita meminta kekuatan???
adakah kita betul2 menjadi hambaNya.
di kala kita kesusahan, kita pinta bantuan dari Allah..
di kala senang???adakah kita bersyukur dgn nikmat yg diberi???
aku
manusia alpa, leka dan lemah
aku kadang2 terleka..
kadang2 aku alpa
kadang2 aku lemah..
gara-gara termkn nafsu dunia..
Ya allah ampunilah dosa hambaMu ini.
aku ingin menjadi hambaMu
yang berpegang pd
AMAR MAARUF NAHI MUNGKAR

maafkan ku teman..
bawalah aku menuju keredhaan Allah
aku tidak ingin menjadi manusia hipokrit
[nasihat orang, tapi diri sendiri x nasihat???aku tidak ingin seperti itu]
aku bkn manusia yg sempurna
aku tidak ada apa2 yg istimewa yg dpt membahagiakan kalian
aku manusia biasa
seperti kalian juga
tp terimalah seadanya aku di sisi kalian
[bertemu dan berpisah kerana Allah]


Jumat, 19 Agustus 2011

Ini Hari Kemenangan, Bukan Hari Ratapan




Oleh: Dr. Mohd Asri Zainul Abidin

Selamat Hari Raya! Semoga Allah menerima amalan saya dan saudara pembaca sekelian! Hari ini adalah hari kemenangan dan kegembiraan. Minggu lepas saya sudah bicarakan bagaimana sepatutnya hariraya menjadi hari gembira untuk umat Islam bukannya hari dukacita dan kesedihan seperti yang selalu digambarkan oleh drama atau filem melayu.

Ya, Islam apabila hadir ke dalam sesuatu kaum atau masyarakat, ia tidak menghapuskan budaya atau adat yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, atau mengubah rupa asli agama yang tulus dan suci ini. Islam tidak membuang jubah orang Arab, atau kurta orang India, atau sampin orang Melayu. Namun Islam memberikan garis panduan dan prinsip umum dalam berpakaian.

Hendaklah juga kita fahami bahawa Islam amat sensitif jika ada amalan sesuatu bangsa atau kaum itu mempunyai iktikad tertentu yang membabitkan prinsip-prinsip akidah di dalam Islam. Ini seperti kepercayaan orang melayu dahulu bahawa bala boleh ditolak dengan upacara beras kunyit, atau tepung tawar atau apa sahaja yang mempunyai unsur yang sedemikian rupa. Ini kerana ia menyentuh soal pokok dan prinsip dalam akidah Islam.

Islam tidak membantah untuk orang melayu menggoreng ikan menggunakan kunyit, atau memasak dengan berempah kunyit. Demikian juga untuk mereka membuat tepung talam atau tepung bungkus atau ‘tepung pelita’. Namun, apabila mereka membuat nasi kunyit, atau beras kunyit atau tepung tawar yang disertai dengan sesuatu kepercayaan khusus yang tidak benar, maka ia bercanggah dengan prinsip Islam iaitu persoalan khurafat dan syirik, maka ia dilarang oleh nas-nas Islam.

Sama seperti ‘mandi bunga’, jika ia dilihat di sudut kesan herba kepada kesihatan, maka itu mungkin boleh diterima setelah dibuat kajian pakar. Namun jika disertai iktikad karut seperti boleh mempercepatkan jodoh, maka Islam menolak kebodohan yang seperti itu. Ertinya, budaya, adat atau kebiasaan sesuatu kaum boleh diteruskan, namun hendaklah dipastikan ia tidak mengandungi iktikad yang salah, atau amalan yang bercanggah dengan ajaran Islam.

- Gambar Hiasan

Berbalik kepada persoalan hari raya pun demikian. Pada asasnya, Islam mengajar umatnya beberapa amalan sempena hari raya. Ini termasuklah bertakbir, bersolat ‘id (hariraya), berhimpun dan bergembira.

Kata Umm Atiyyah:

“Rasulullah s.a.w memerintahkan kami (kaum wanita) keluar pada hari raya fitri dan adha; termasuk para gadis, wanita haid, anak dara sunti. Adapun mereka yang haid tidak menunaikan solat, tetapi menyertai kebaikan dan seruan kaum muslimin” (Riwayat al-Bukhari).

Tujuannya menzahirkan kekuatan dan kegembiraan. Justeru, sekalipun Masjid Nabawi itu adalah masjid yang penuh dengan kelebihan, namun Rasulullah s.a.w bersolat hariraya di musolla iaitu tempat solat khas di tanah lapang, bukan dalam masjid. Ini seperti hadis Abi Sa’id al-Khudri, katanya:

“Rasulullah s.a.w itu pada Hariraya Fitri dan Adha keluar ke musolla. Perkara pertama yang dilakukannya adalah solat” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Kata al-Hafizd Ibn Hajar al-‘Asqalani dalam Fath al-Bari: “Musollah itu tempatnya diketahui di Madinah, di mana antaranya dan masjid sejauh seribu hasta”. Dengan bersolat di tempat lapang yang disertai oleh setiap lapisan kaum muslimin maka menambahkan kemeriahan, kekuatan jiwa dan semangat, serta kegembiraan dalam kaum muslimin. Amalan ini diamalkan oleh sebahagian umat Islam sejak zaman Nabi s.a.w sehingga ke hari ini melainkan jika berlaku hujan atau kesukaran mendapatkan tempat lapang.

- Gambar Hiasan

Di Perlis, semasa saya menjadi mufti, saya menggalakkan para imam menganjurkan solat hariraya di tempat lapang. Maka zahir kekuatan alunan takbir yang menembusi ufuk dan di tempat yang terbuka itulah alam menyaksikan perpaduan, kekuatan dan kemesraan kaum muslimin.

Masyarakat Melayu

Maka mesej Islam pada hariraya adalah kemenangan, kekuatan umat dan kegembiraan. Jangan ditukar mesej ini dengan yang sebaliknya. Untuk mencapai kegembiraan setiap kaum kadang-kala ada cara yang tersendiri. Ia boleh diterima selagi tujuannya tidak tersasar. Mereka mungkin memakai pakaian khas yang cantik menurut tradisi kaum masing-masing; jubah untuk orang Arab, kurta untuk orang India, berbaju melayu untuk orang Melayu dan seterusnya.

Demikian juga juadah makanan; Nabi s.a.w tidak pernah menyuruh atau memakan ketupat, rendang dan dodol pada hariraya. Itu adalah makanan orang melayu. Tidak mengapalah, ia tidak menyanggahi tujuan hariraya. Demikian ucapan selamat hariraya, yang diriwayatkan daripada para sahabat mereka sekadar mengucapkan TaqabbalaLlah minna wa minka (semoga Allah menerima amalan kami dan kamu) (lihat: al-Albani, Tamam al-Minnah 354-356).

Orang melayu menambah dengan selamat hariraya. Ia mungkin sebahagian daripada aktiviti menceriakan hariraya. Cuma penambahan ‘maaf zahir batin’ yang membawa kepada hariraya menjadi hari khas untuk bermaaf-maafan, mungkin ada sudut negatif dan positifnya. Jika ia membawa masyarakat kita melengah-lengahkan permohonan maaf sesama muslim kerana menunggu hariraya, maka ini sesuatu yang negatif.

- Gambar Hiasan

Nas-nas Islam tidak pernah menyebut hariraya hari bermaafan, sebaliknya setiap yang bersalah mestilah menyegerakan pemohonan maaf tanpa menunggu hariraya atau hari tertentu. Demikian juga jika maaf-maafan pada hariraya itu ia membawa suasana ‘airmata dan sedih’ maka itu di luar dari tujuan hariraya.

Satu lagi perkara yang disangkakan oleh sesetengah masyarakat sebagai amalan hariraya iaitu bertafakur atau menziarahi kubur dengan taburan bunga dan siraman air. Sesetengah orang suasana harirayanya bertukar menjadi suasana suram dan tidak ceria selepas solat kerana pergi bersedih dan mengenangkan orang yang mati pada hariraya.

Jika sekadar lalu di kawasan kubur sambil berdoa tidaklah mengapa. Tetapi melakukan ziarah khas pada hairaya bersama dengan perasaan sedih dan pilu bukan amalan Nabi s.a.w dan menyanggahi tujuan hariraya dalam Islam. Di samping amalan menabur bunga dan menyiram air, bukanlah kenali di zaman salafussoleh sebagai amalan yang dipraktikkan.

- Gambar Hiasan

Adapun perbuatan Nabi s.a.w meletakkan pelepah tamar atas kubur adalah keistimewan khas baginda, sebab itu tiada sahabah yang meniru perkara yang sama selepas itu. Manusia pada umumnya mendapat kebahagian di akhirat dengan amalan baiknya dan juga doa ikhlas insan lain yang mustajab. Tiada proses belian atau upahan pahala dalam ajaran Islam.

Apapun, sempena hariraya kita hendaklah zahirkan kebesaran Allah dan kekuatan umat Islam sebagai umat yang memimpin alam dengan kebaikan dan hidayah. Gema takbir bukan untuk mengundang kesedihan tanpa sebab. Sebaliknya agar jiwa dipenuhi dengan kebesaran Allah, kecintaan kepada perpaduan dan kebahagiaan umat ini. Ia memberikan semangat kepada kita untuk terus sebagai umat yang berdaulat dan mampu melaungkan kebesaran kerajaan Allah yang menguasai langit dan bumi.

Airmata jika pun ada pada hariraya adalah airmata mengenang kebesaran Allah dan perasaan cinta yang mendalam kepada umat ini. Khutbah hariraya adalah khutbah yang penuh semangat dan makna, bukan khutbah yang ‘menidurkan’ makmum pada pagi hari dan penuh kemandulan serta tidak membangunkan jiwa jihad dan pengorbanan. Imam atau khatib hendaklah sedar akan hakikat ini. Selamat hariraya! selamat membina kekuatan umat dan kecintaan kepada setiap saudara muslim kita. Allahu akbar, Allahu akbar walillahil hamd.

Definisi Lailatul Qadr



Lailatul Qadr (atau lebih dikenal dengan malam Lailatul Qadar) mempunyai keutamaan yang sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur`anul Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Ummat Islam yang mengikuti Sunnah Rasulnya berlomba-lomba untuk beribadah di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.

Aku sudah posting ayat-ayat Al-Qur`an ttg Lailatul Qadr (di sini) dan kali ini aku tambahkan hadits-hadits Nabi yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.

1. Keutamaan Lailatul Qadr
Cukuplah untuk mengetahui tingginya kedudukan Lailatul Qadr dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari seribu bulan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al-Qadr:1-5)

2. Waktunya
Pendapat yang paling kuat, terjadinya Lailatul Qadr itu pada malam di akhir-akhir bulan Ramadhan sebagaimana ditunjukkan oleh hadits ‘A`isyah, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda:

تَحَرَّوْا (وَفِيْ رِوَايَة: اِلْتَمِسُوْا) لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qadr di malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhariy no.2017 dan Muslim no.1169)

Jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, maka janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, berdasarkan riwayat dari Ibnu ‘Umar, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اِلْتَمِسُوْهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ (يَعْنِي لَيْلَةَ القَدْرِ) فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ البَوَاقِي
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika salah seorang di antara kalian tidak mampu atau lemah maka jangan sampai terluput dari tujuh hari sisanya.” (HR. Muslim no.1165)

Telah diketahui dalam Sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para shahabat. Dari ‘Ubadah bin Ash-Shamit, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar pada Lailatul Qadr, lalu ada dua orang shahabat berdebat, maka beliau bersabda:
“Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang Lailatul Qadr, tetapi fulan dan fulan berdebat hingga diangkat (tidak bisa lagi diketahui kapan kepastian lailatul qadr terjadi), semoga ini lebih baik bagi kalian, maka carilah pada malam 29, 27 dan 25.” (HR. Al-Bukhariy 2023)

Banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa Lailatul Qadr itu terjadi pada sepuluh hari terakhir, hadits yang lainnya menegaskan di malam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedangkan hadits kedua sifatnya khusus, maka riwayat yang khusus lebih didahulukan daripada yang umum, dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa Lailatul Qadr itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan (malam ke-25, 27 dan 29), tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah. Maka dengan penjelasan ini, cocoklah hadits-hadits tersebut dan tidak saling bertentangan.

3. Bagaimana Mencari Lailatul Qadr?
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin agar bersemangat dalam melakukan ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadr seperti melakukan shalat tarawih, membaca Al-Qur`an, menghafalnya dan memahaminya serta amalan yang lainnya, yang dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar. Jika dia telah berbuat demikian maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan) pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhariy 38 dan Muslim no.760)

Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Diriwayatkan dari ‘A`isyah, dia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan Lailatul Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: “Ucapkanlah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidziy 3760 dan Ibnu Majah 3850, sanadnya shahih)

Dari ‘A`isyah berkata:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi beribadah dan mencari Lailatul Qadr).” (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim no.1174)

4. Tanda-tandanya
Dari Ubaiy, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadr, matahari terbit tidak ada sinar yang menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR. Muslim no.762)

Dan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Malam Lailatul Qadr adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, dan keesokan harinya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR. Ath-Thayalisiy 349, Ibnu Khuzaimah 3/231 dan Al-Bazzar 1/486, sanadnya hasan)

Rabu, 17 Agustus 2011

MANFAAT MELATIH KESABARAN

Latihan untuk membina diri kita sesungguhnya adalah latihan dalam keseharian.
Membina diri bukan sesuatu yg dimengerti bahwa; harus dilatih di tempat ibadah
atau pada saat tertentu.
Justu dalam keseharian, kita dapat meningkatkan pembinaan terhadap diri kita masing2.

Salah satu pesan yg sangt penting yg pernah diungkapkan dihadapan 1250 orang Bhikkhu
yg telah mencapai tingkat kesucian, adalah kesabaran.

Sesungguhnya kesabaran adalah latihan untuk membina diri yg paling tinggi.

Kalau kita berhadapan atau mengalami keadaan yg menyenangkan disekitar kita,
Seperti melihat orang lain berbuat baik, berkata ramah, tidak membenci,
saling menyayangi, maka kita dapat bersikap sabar.

Tetapi menurut ajaran Sang Buddha, menghadapi keadaan yg menyenangkan
bukan sikap sabar, justru kesabaran adalah sikap yg tenang dengan dilandasi
sikap yg benar. Pada saat menghadapi kondisi yg tidak menyenangkan,
seperti melihat orang lain berbuat jahat kepada kita, mencela, menghina, memfitnah,
atau melakukan perbuatan buruk apa saja kepada kita, sesungguhnya itu merupakan
sikap yg baik dalam melatih kesabaran, untuk melatih kesabaran kalu menghadapi
kondisi yg tidak menyenangkan.
Kalau ada masalah timbul, biasanya muncul kemarahan, dendam, kebencian, saat itulah
betapa rapuhnya batin kita menghadapi keadaan yg tidak menyenangkan,
menghadapi orang yg menyulitkan kita.
Kalau timbul emosi sikap yg didorong oleh kemarahan, sesungguhnya sikap seperti itu
sangat merugikan diri sendiri.
Tampak dengan jelas tidak ada ketahanan mental dalam diri kita untuk menghadapi
keadaan tidak menyenangkan.

Ada 2 macam kesabaran:

1. Yang pertama, kesabaran yg paling rendah
Bersabar dengan hal yg sederhana, dengan kondisi yg kecil seperti :
menghadapi udara yg panas, makanan yg tidak sesuai, menunggu agak lama,
bersabar bila fisik sedang sakit dan bersabar ketika sedang mengemudikan mobil
dijalan. Dalam menghadapi kondisi yg tidak menyenangkan itu, akan memungkinkan
kita untuk melatih kesabaran yg lebih tinggi.

2. Yang kedua, kesabaran yg lebih tinggi
Apakah kesabaran yg lebih tinggi itu? yaitu bersabar terhadap masalah yg lebih
besar. Dalam Dhammapada (1:4) Sang Buddha bersabda:
"Mereka yg tidak memendam di dalam dirinya (dan tidak berpikir) : "Ia telah
menyiksa diriku, ia telah memukuli tubuhku, ia telah mengalahkan aku dan
merampas barang-barangku", maka kebencian akan lenyap dari batinnya.
Inilah kesabaran yg paling tinggi, Jadi ketika kita disiksa, dipukul,
Dihina, dicela, dimarahi namun kita tetap sabar dan tidak membalasnya.
Mengapa demikian? Karena kita tahu bahwa; kemarahan dan kebencian apabila
muncul dalam batin kita tentu akan merugikan kita sendiri dan orang lain.

Kesabaran yg lebih tinggi ini amat sulit. Justru itulah merupakan latihan kesabaran
yg tertinggi. Merupakan guru kesabaran kita, kalau ada orang yg mengganggu kita,
menghancurkan dan menjelekkan kita. Kalau kita menghadapi dengan emosi yg meluap,
sikap itu tidak menyelesaikan masalah, tetapi akan membuat masalah, kebencian,
dendam, dan sakit hati bukan menunjukkan keperkasaan, tetapi sebaliknya,
menunjukkan kelemahan mental.

Bagi orang yg melatih kesabaran akan memperoleh 5 (lima) manfaat :

1. Ia akan disenangi oleh orang lain
2. Ia akan terhindar dari bahaya
3. Ia akan terhindar dari kesalahan
4. Pada saat ia mau meninggal dunia, ia memiliki pikiran yg tenang.
5. Setelah meninggal dunia ia akan terlahir di alam bahagia.

Sekarang bagaimana melatih kesabaran itu?
Ada 2 macam cara melatih kesabaran, yaitu :
1. Yang pertama, menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta itu tidak kekal,
tidak abadi, berubah setiap saat. Kesulitan apapun yg kita hadapi tidaklah kekal dan
tidak selamanya akan mencengkram kita.
Masalah yg menyulitkan kita datang sebentar kemudian akan berlalu.
Menyadari perubahan terhadap sesuatu masalah membuat kita bertahan.
Jadi, tidak ada alasan untuk patah semangat.
2. Yang kedua adalah : kesulitan yg kita alami janganlah kita hadapi dengan berpikir biasa.
Apakah berpikir biasa itu? Kita selau berpikir; ia telah menyiksa diriku, ia telah
memukuli tubuhku, ia telah mengalahkan aku, dan telah merampas barang2 ku dan tidak simpatik
kepadaku.Inilah berpikir biasa.
Timbul ingin membalas kepada mereka, sehingga hidup tidak tentram.
Berpikirlah secara Dhamma,bahwa kesulitan yg terjadi adalah akhibat dari perbuatan kita sendiri.
Kesulitan dan segala macam kesalahan bukan dibuat oleh para dewa atau mahluk lain, tetapi oleh
akibat dari perbuatan diri sendiri. Kalau tidak dari kita, tidak mungkin masalah menimpa kita.
Kalau kita berpikir seperti itu, tidak ada tempat untuk membalas dendam. Justru melihat
orang lain berperilaku buruk kepada kita, malah kasihan, karena akan menghasilkan penderitaan.

Dengan dua landasan pengertian inilah kita membangun kesabaran kita, memperkuat daya tahan mental kita
dalam menghadapi kesulitan yg mengganggu kita.
Dengan cara inilah kita melatih kesabaran.
Kita berusaha tenang, batin tidak tergoyahkan meskipun masalah yg datang silih berganti.
Kita harus pandai menggunakan kesempatan dalam keseharian,
Meningkatkan kesabaran kita.
Kesabaran sangat dibutuhkan dimanapun kita tinggal. Seesorang yg tidak cukup memiliki ketahanan mental,
ia akan mudah terpengaruh melakukan perbuatan buruk.
Menurut mereka hal itu akan menghasilkan materi.
Namun orang yg memiliki ketahanan mental, tidak akan tertarik dengan perilaku buruk, ia bisa bertahan,
ia dapat mengalihkan dirinya dari perbuatan buruk.
Karena punya ketahanan mental, tidak tergiur dengan perbuatan buruk walaupun dapat keuntungan besar.
Oleh karena itulah kesabaran merupakan kunci keberhasilan melakukan perbuata baik.
Kejahatan akan merugikan mahluk lain dan juga si pembuatnya sendiri.
Demikian juga perbuatan baik akan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Memang perbuatan yg tidak terpuji, mudah sekali menggiurkan kita, menarik banyak orang
karena memberikan manfaat yg tiba2, tidak perlu sabar. Kemudian orang banyak melakukan perbuatan buruk.

Marilah kita melatih kesabaran. Dengan melatih kesabaran kita akan selalu memilih perbuatan baik.
Dengan melatih kesabaran sekuat tenaga, kita menghindari perbuatan buruk dan perbuatan yg tidak sehat.
Dengan keuletan dan sekuat tenaga, kita melakukan perbuatan yg yg baik bagi masyarakat, keluarga dan
diri sendiri.

Marilah kita menggunakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas batin kita, meningkatkan
kesabaran dan daya tahan mental. Marilah kita mengisi dengan hal2 yg berguna dan selalu
berbuat baik dan meninggalkan perbuatan buruk serta bersihkan kekotoran batin yg ada pada
batin kita. Dengan demikian kita akan menemukan kebahagiaan dalam kondisi apapun yg datang
menyongsong kita dengan ketahanan mental. Hiduplah dengan penuh kesabaran, sehingga hidup kita
akan selalu aman, damai dan bahagia.

Keutamaan Dakwah Ilallah

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu’anhu, suatu ketika dalam peperangan Khaibar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh, aku akan memberikan bendera ini kepada seorang pria yang melalui kedua tangannya Allah akan memberikan kemenangan, dia mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya.” Sahl berkata: Maka di malam harinya orang-orang pun membicarakan siapakah kira-kira di antara mereka yang akan diberikan bendera itu. Sahl berkata: Ketika pagi harinya, orang-orang hadir dalam majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Masing-masing dari mereka sangat mengharapkan untuk menjadi orang yang diberikan bendera itu. Kemudian, Nabi bersabda, “Dimanakah Ali bin Abi Thalib?”. Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, dia sedang menderita sakit di kedua matanya.” Sahl berkata: Mereka pun diperintahkan untuk menjemputnya. Kemudian, dia pun didatangkan lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meludahi kedua matanya dan mendoakan kesembuhan baginya maka sembuhlah ia. Sampai-sampai seolah-olah tidak menderita sakit sama sekali sebelumnya. Maka beliau pun memberikan bendera itu kepadanya. Ali berkata, “Wahai Rasulullah, apakah saya harus memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita?”. Beliau menjawab, “Berjalanlah dengan tenang, sampai kamu tiba di sekitar wilayah mereka. Lalu serulah mereka untuk masuk Islam dan kabarkan kepada mereka hak Allah yang wajib mereka tunaikan. Demi Allah, apabila Allah menunjuki seorang saja melalui dakwahmu itu lebih baik bagimu daripada kamu memiliki onta-onta merah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tentang perawi hadits :

Sahl bin Sa’ad bin Malik bin Khalid Al Anshari Al Khadzraji As Sa’idi Abul ‘Abbas, beliau dan ayah beliau merupakan shahabat yang masyhur, banyak dikenal. Meninggal pada tahun 88 H, ada yang mengatakan setelah tahun tersebut, ada pula yang mengatakan pada tahun 100 H.

Penjelasan Hadits :

1. Keutamaan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, yaitu bahwasanya Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam mempersaksikannya sebagai seorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Ahlus sunnah meyakini keutamaan ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, juga para ahlul bait yang beriman dan beramal shalih, begitu pula dengan shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya dan istri-istri beliau, tanpa bersikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap mereka (juga tanpa bersikap meremehkan kedudukan mereka –pent).

2. Hadits tersebut mengandung dua pertanda nubuwwah bagi Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yaitu :

Pertama, kejadian yang menimpa ‘Ali bin Abi Thalib pada hari tersebut, yaitu sakitnya kedua mata beliau. Kemudian Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam meludahi kedua matanya dan, dengan izin Allah, penyakit tersebut hilang seketika.

Kedua, berita dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya Allah akan memenangkan mereka dengan kedua tangan-Nya, maka benar-benar kaum muslimin dimenangkan oleh Allah Ta’ala. Padahal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui hal ghaib, akan tetapi Allah-lah yang membukakan beberapa hal ghaib kepada beliau. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun kemudian memberitakan hal tersebut.

3. Jihad merupakan bagian dari syari’at Islam, dalam rangka menolong agama dan dakwah kepada Islam. Disyariatkan untuk berdakwah terlebih dahulu sebelum memulai jihad, apabila mereka kemudian pasrah dan masuk Islam, maka tujuan jihad telah tercapai. Namun apabila mereka enggan masuk Islam, diambillah jizyah. Apabila mereka masih juga enggan untuk membayar jizyah, maka kaum muslimin memohon pertolongan kepada Rabbnya dan memerangi mereka. Adapun jika dakwah Islam telah sampai namun mereka tidak konsisten menerimanya, bahkan mengumpulkan pasukan untuk memerangi kaum muslimin, maka mereka pun diperangi. Sebagaimana penyerbuan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam atas Bani Musthaliq.

4. Hadits ini menjelaskan keutamaan dakwah kepada Allah Ta’ala, yaitu bahwasanya menunjuki seseorang kepada Islam jauh lebih baik pahalanya daripada harta dan perbendaharaan dunia yang paling baik sekalipun, yang dalam hadits tersebut diungkapkan dengan unta merah. Hal ini dikarenakan kenikmatan dunia adalah fana, sedangkan apa yang ada di sisi Allah kekal dan tidak fana lagi habis.

5. Hidayah terbagi menjadi dua, yaitu hidayah mutsbitah, yaitu yang ditetapkan dan dapat diberikan oleh makhluq, dan hidayah manfiyyah, yang tidak bisa diberikan oleh makhluq.

Pertama, hidayah yang ditetapkan dapat diberikan oleh makhluq ialah hidayah irsyad wa ad-dalalah, bimbingan dan petunjuk. Penjelasan mengenai hal ini terdapat dalam firman-Nya, “Dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad, benar-benar dapat menunjuki mereka menuju jalan yang lurus”, yaitu dalam hal menunjuki dan membimbing mereka. Hal ini mengikuti teladan dari Rasul, para pewarisnya dari kalangan ulama, yang mereka senantiasa membimbing dan menjelaskan pada manusia hukum-hukum agama dan mengajak manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kedua, hidayah taufiq dan ilham, inilah yang hanya dimiliki oleh Allah Ta’ala, tidak ada seorang makhluqpun yang memilikinya. Sebagaimana firman-Nya, “Sesungguhnya engkau wahai Muhammad, tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Ia kehendaki”.

6. Keutamaan dakwah ilallah amatlah banyak, tersebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah, diantaranya :

a. Dakwah merupakan salah satu ciri yang hakiki bagi siapa saja yang mengaku mengikuti Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik” (QS. Yusuf : 108). Ibnul Qoyyim berkata, “Mengenai ayat, ‘Aku dan orang-orang yang mengikutiku berada di atas bashirah’, dijelaskan oleh para ulama bahwasanya “orang-orang yang mengikutiku” diathafkan (istilah nahwu yang bermakna menghubungkan dengan kata sambung “dan”, menunjukkan kesetaraan -pent) secara marfu’ dengan maksud, yaitu aku berdakwah mengajak kepada Allah di atas bashirah, begitu pula dengan orang-orang yang mengikutiku, mereka juga berdakwah mengajak kepada Allah di atas bashirah. Ayat ini juga menunjukkan bahwasanya orang-orang yang mengikuti beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ialah para da’i yang menyeru kepada Allah di atas bashirah. Maka barangsiapa yang tidak termasuk diantara mereka, ia bukanlah pengikut Nabi secara hakiki, melainkan hanya sebatas penyandaran dan pengakuan belaka.”

b. Allah Ta’ala memuji para da’i yang menyeru kepada kebaikan, dengan istilah tidak ada perkataan yang paling baik dari perkataan mereka. Allah Ta’ala berfirman, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushilat : 33)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya mengenai ayat tersebut, “Maka para da’i tersebut memberi manfaat kepada dirinya dan orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bukanlah termasuk golongan ini orang-orang yang menyeru kepada yang ma’ruf akan tetapi tidak mengerjakannya, atau mencegah dari yang munkar akan tetapi ia sendiri mengerjakannya. Akan tetapi mereka menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan, menyeru al khalqu (makhluq) kepada al khaaliqu (penciptanya) tabaraka wa ta’ala. Seruan ini umum mencakup siapa saja yang menyeru kepada kebaikan, dan memberikan petunjuk kepada orang lain.

Beliau rahimahullah kembali menjelaskan, “Berkata Abdurrazzaq, dari Ma’mar, dari Al Hasan Al Bashri, bahwa beliau membaca ayat tersebut kemudian berkata, “Inilah kekasih Allah, inilah wali Allah, inilah manusia pilihan Allah, inilah penduduk bumi yang paling Allah cintai, Allah telah menerima dakwah mereka, dan mereka pun menyeru manusia kepada hal-hal yang Allah ridhai, dan mereka beramal shalih, dan berkata ‘Sesungguhnya kami hanyalah termasuk dari golongan orang-orang muslimin’, inilah khalifah Allah”

c. Orang-orang yang berdakwah kepada Allah, mereka adalah golongan yang memperoleh kemenangan dan keberuntungan di hari ketika manusia berkumpul dalam keadaan ada yang bahagia dan ada yang sedih. Allah Ta’ala berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr :1-3).

Maka orang-orang yang beruntung ialah mereka yang beriman kepada Allah baik sebagai Rabb Pencipta alam semesta, maupun sebagai Ilah yang berhak diibadahi semata, dan beramal shalih yaitu amal yang dikerjakan ikhlas karena Allah semata, dan sesuai dengan petunjuk Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian bersegera dalam menyempurnakan dan memperbaiki orang lain dengan menyeru manusia kepada al haq, yaitu setiap yang disyariatkan oleh Allah, kemudian bersabar di atas al haq tersebut, baik bersabar ketika mengerjakan ketaatan, bersabar dalam menjauhi keburukan, dan bersabar ketika ditimpa musibah.

Kebalikan dari golongan yang beruntung adalah yang merugi, diantara mereka terdapat golongan yang merugi secara mutlaq, yaitu orang kafir, dan ada pula orang-orang yang tingkat kerugiannya berada di bawahnya yaitu orang-orang yang bertauhid namun bermaksiat. Mereka akan diadzab sesuai dengan kadar kemaksiatan yang mereka perbuat. Tidak ada khilaf dalam masalah ini selain golongan Khawarij, Mu’tazilah, dan Murji’ah. (mohon Ustadz tambahkan penjelasan tentang pandangan Khawarij, Mu’tazilah, dan Murji’ah dalam masalah ini)

d. Pahala dakwah ilallah akan memberi manfaat yang terus menerus, selama Allah berkehendak, dan tidak terputus dengan kematian sebagaimana dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah, “Jika manusia mati terputuslah darinya amalnya kecuali tiga hal : shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya” (HR. Muslim). Maka ilmu yang disebarkan oleh seorang da’i dalam rangka menyeru kepada Allah, baik melalui majelis ta’lim, atau ketika bergaul dengan manusia, pahalanya akan senantiasa mengalir dan memberikan manfaat hingga hari kiamat kelak.

e. Allah Ta’ala menjadikan seluruh makhluq di langit dan bumi, semuanya memohonkan ampun bagi para da’i ilallah, sampai ikan-ikan di lautan sekalipun. Inilah ganjaran atas amalan mereka menyebarkan ilmu yang merupakan warisan para Nabi, sesuai dengan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya orang yang berilmu akan dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi, hingga ikan-ikan di lautan turut memohonkan ampun bagi mereka”

f. Allah Ta’ala menetapkan pahala bagi para da’i ilallah, pahala yang besarnya semisal dengan mereka yang meneladani para da’i tersebut dalam kebaikan, tanpa mengurangi pahala orang yang melakukannya. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memelopori suatu kebaikan (yang telah ada contohnya dari Nabi -pent) dalam Islam, baginya pahala semisal dengan orang yang melakukannya, tanpa mengurangi sedikitpun pahala yang diperoleh orang yang melakukan tersebut”. Dalam hadits lainnya, beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan baginya pahala yang semisal dengan orang yang melakukan kebaikan tersebut”.

10 Manfaat Silaturahmi


Oleh : Dr. Dito Anurogo | 30-Mar-2008, 18:45:55 WIB

KabarIndonesia - Abu Laits Samarqandi menerangkan bahwa di dalam silaturahmi itu ada sepuluh macam manfaat, yaitu:

1. Mendapatkan ridho Allah SWT.

2. Membuat orang yang dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, "Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."

3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.

4. Disenangi oleh manusia.

5. Membuat iblis dan setan marah.

6. Memanjangkan usia.

7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.

8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.

9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.

10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

Tentang Penulis:
Dito Anurogo, alumnus Madrasah Takhashushiyah Pondok Pesantren Modern Islam As-Salam, Sukoharjo.

Berbicara Menggugah dan Mengubah

Oleh: KH Abdullah Gymnastiar
Tidak semua orang yang berbicara tentang Allah SWT sampai pada tahap mampu menggugah dan mengubah, karena bisa jadi ia lebih sekadar “pamer”; ingin mendapat pengakuan orang lain. Jadi, jika ada orang yang berbicara tentang Allah, Al-Quran dan Sunah Rasul Saw, tetapi tidak ada dampaknya terhadap diri dan lingkungannya, berarti ada “sesuatu” di hatinya yang menjadi hijab penghalang dirinya dekat dengan Allah SWT, sehingga pembicarannya terasa hampa, dan pengaruhnya tidak terasa.

Ada empat hal yang bisa menjadi pegangan untuk bisa mendatangkan pertolongan Allah agar pembicaraan kita bisa menggugah dan mengubah:

1. Penuh keyakinan kepada Allah SWT, sehingga ia memiliki kekuatan untuk bisa meyakinkan orang lain; tidak perlu ada rekayasa.

2. Ia pun sudah mengamalkan apa yang disampaikannya. Jangan sampai menjadi orang yang seperti disinggung oleh Allah SWT :

“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Betapa besar kemurkaan di sisi Allah jika kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff : 2-3).

3. Ikhlas, menjaga niat. Sungguh, Allah mengetahui isi hati, jadi berbicaralah tidak berharap apapun, kecuali hanya berharap ridha Allah.

4. Bersih, pembicaraannya tidak ada kesombongan, ujub atau merasa diri lebih dari orang lain, bukan untuk dinilai orang, dan yang sejenisnya.

5. Kurangi pembicaraan yang tidak perlu, jika harus berbicara, bicaralah dengan lurus, jika tidak, maka gampang dimuati unsur-unsur kebohongan, karena antara hati, pikiran, dan perbuatan tidak cocok.

6. Sebelum berbicara, pikirkan dan pastikan apakah perlu dan penting hal itu disampaikan, karena setiap pembicaraan ada resikonya. Kalau akan berbicara harus benar-benar disaring, tidak semuanya harus disampaikan. Banyak bicara berpeluang banyak tergelincir, banyak tergelincir berpeluang banyak dosa, banyak dosa akibatnya bisa masuk neraka.

Kita sering menganggap diri hebat, karena terkenal atau populer, padahal sesungguhnya yang hebat itu jika Allah ridho kepada kita. Rasul saw berbicara bukan untuk mencari perhatian seseorang, tapi mencari ridho Allah, sehingga berbobot, menggugah dan mengubah.

Di antara ciri-ciri kebaikan Islam seseorang adalah terhindar dari hal yang sia-sia, sangat serius untuk menjaga dirinya, karena setiap gerak-gerik, ucapan dan tindakan, sekecil apapun, ada hitungannya di sisi Allah,

Bagi orang yang beriman, berbicara adalah amal sholeh, jika bicaranya dengan niat ikhlas dan bisa dipertanggungjawabkan, membuat ingat kepada Allah SWT, menambah ilmu, penuh hikmah dan solusi.

Yakin hidayah dari Allah SWT, jika berbicara untuk ceramah yakini bahwa ceramahnya bukannya yang memberi hidayah, Allah lah yang memberi hidayah, semua perubahan dari Allah. Yang berbicara adalah yang tengah diuji menjadi jalan bagi kebaikan umat manusia. Sibuklah meluruskan niat dan pastikan kebenaran yang disampaikan.

Kelebihan Bersedekah

Bersedekah adalah satu amalan sunat yang sangat dituntut oleh Islam. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: " Tidak akan berkurang harta orang bersedekah". Bersedekah ini boleh dianalogikan seperti kita mengambil air dari perigi atau telaga dengan menggunakan timba. setiap kali kita mengambil air daripada perigi tersebut maka akan digantikan dengan air lain pula tanpa berkurang sedikit pun. Kita harus faham bahawa rezki yang Allah s.w.t berikan kepada kita bukanlah untuk kita seorang sahaja. Sebenarnya kita diamanahkan oleh Allah s.w.t untuk menjaga dan mengagihkan rezki tersebut untuk insan lain juga. Contohnya dalam slip gaji kita ada rezki orang lain. Apabila dapat duit maka kereta kita rosak maka ia adalah rezki orang bengkel, tengah bulan pula anak demam , maka ia rezki doktor, petang jumaat perg pasar malam, maka ia rezki penjaja, nak pergi kerja isi minyak, maka ia rezki pengusaha pam minyak. pegi KL lalu TOL( Tahan Orang Lalu), maka ia rezki PLUS. Sebab itu ulama' berpendapat rezki itu ialah apa yang kita pakai, guna, makan sahaja, adapun duit yang berjuta-juta yang kita sayang nak keluarkan , itu belum tentu duit kita, bila kita mati ia milik orang lain. Harta kita sebenarnya ialah duit yang kita infaq atau sedekah kepada jalan Allah s.w.t sahaja seperti sedekah kepada masjid, anak yatim, fakir miskin dan sebagainya. Ini kerana duit yang telah disedekahkan tersebut akan ditukarkan dalam bentuk pahala yang akan memberikan manfaat kepada kita di alam kubur dan seterusnya di akhirat nanti. Sebab itulah kita akan berkira untuk bersedekah RM10 kepada anak yatim berbanding dengan kita sanggup membelanjakan RM10 untuk meracun diri dengan membeli rokok, ini kerana syaitan akan cuba memujuk kita supaya tidak bersedekah kerana takut jadi papa. Percayalah setiap pagi Allah s.w.t utuskan dua malaikat yang berdoa:" Ya Allah kamu berikanlah ganti harta orang bersedekah dan kamu musnahkanlah harta orang yang bakhil." Orang berniaga yang hendak perniagaannya menjadi maju hendaklah ia bersedekah. Di sini saya akan berikan beberapa kebaikan bagi orang yang bersedekah:
Kebaikan di dunia:
* Membersihkan harta.
* Menyucikan diri kita daripada dosa-dosa kecil. Dosa besar kena taubat.
* Menjauhi diri kita dari bala' dan penyakit.
* Mendatangkan kegembiraan kepada fakir miskin serta mengikis perasaan cemburu mereka kepada orang kaya.
* Allah akan memberkai harta kita dan menambahkan rezki yang kita tidak sangka-sangka.

Kebaikan di Akhirat:
* Sedekah akan menjadi payung atau pelindung kepada tuannya di akhirat.(padang Mahsyar)
* Sedekah akan meringankan kiraan hisab nanti.
* Sedekah akan menambahkan berat timbangan ( Mizan ) kebaikan kita nanti.
* Sedekah boleh mengangkat darjat tuan di syurga nanti.
* Memudahkan kita untuk menyeberangi Titian Sirot.

AMALAN BERSEDEKAH

MARILAH kita meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wataala dengan penuh keyakinan dan keikhlasan dengan melakukan segala suruhan-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita menjadi insan yang bertaqwa dan beriman serta selamat di dunia dan selamat di akhirat.

Agama Islam amat menggalakkan kita supaya hidup saling tolong-menolong, bantu-membantu ke arah kebaikan kerana dengan demikian akan menimbulkan perasaan hormat-menghormati, kasih-mengasihi dan sayang-menyayangi di antara satu sama lain. Jika suasana sedemikian wujud di kalangan umat Islam maka akan terbinalah kehidupan yang aman damai, sejahtera dan harmoni. Inilah faktor kekuatan umat Islam. Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah Al-Maa-idah ayat 2 yang tafsirnya :

"Dan hendaklah kamu bertolong-tolongan untuk membuat kebajikan dan bertaqwa dan janganlah kamu bertolong-tolongan pada melakukan dosa dan maksiat dan pencerobohan. Dan bertaqwalah kepada Allah kerana sesungguhnya Allah maha berat azab seksa-Nya"



Salah satu cara untuk kita melaksanakan konsep tolong-menolong, bantu-membantu ialah dengan bersedekah. Sedekah ialah pemberian semasa hidup kepada seseorang tanpa ada tukar ganti atas dasar semata-mata kerana mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wataala. Dan hukum bersedekah itu adalah sunat. Dalam masyarakat kita, perbuatan bersedekah itu juga diertikan atau disebut sebagai derma atau sumbangan.

Dalam mengerjakan amalan bersedekah, kita perlulah melakukannya dengan hati yang ikhlas kerana Allah Subhanahu Wataala, bukan disebabkan sesuatu seperti kerana nama atau asal bersedekah sahaja. Supaya perbuatan bersedekah itu tidak menjadi sia-sia, agama Islam telah mengajar umatnya bahawa ketika bersedekah, maka biarlah menepati erti sedekah itu sebenarnya. Ke arah itu terdapat tiga perkara yang perlu diikuti bagi kesempurnaan amalan bersedekah itu.

Pertama :

Barang yang disedekahkan itu hendaklah baik dan elok. Adalah tidak wajar dan munasabah andainya benda yang disedekahkan itu jika disedekahkan kepada kita, kita sendiri tidak menyukainya dan tidak rela menerimanya. Biarlah yang disedekahkan itu daripada benda-benda yang disenangi oleh penerimanya. Kerana itulah Allah Subhanahu Wataala melarang bersedekah dengan benda-benda yang tidak baik. Perlu diingat bahawa bersedekah adalah merupakan ibadat dan tanda mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wataala kepada kita. Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah Al-Baqarah ayat 267 yang tafsirnya :

"Wahai orang-orang yang beriman! Belanjakanlah pada jalan Allah sebahagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu sengaja memilih yang buruk daripadanya lalu kamu dermakan atau kamu jadikan pemberian zakat, padahal kamu sendiri tidak sekali-kali akan mengambil yang buruk itu kalau diberikan kepada kamu kecuali dengan memejamkan mata padanya. Dan ketahuilah, sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi sentiasa terpuji".

Kedua :

Sesuatu yang disedekahkan itu hendaklah daripada yang halal, bukan haram atau syubhat.

Ketiga :

Adalah sunat bagi pemberi sedekah atau derma itu bersedekah dan berderma daripada benda-benda yang disukai dan disayanginya. Ini jelas sebagaimana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah Ali 'Imran ayat 92 yang tafsirnya :

"Kamu tidak sekali-kali akan dapat mencapai hakikat kebajikan dan kebaktian yang sempurna sebelum kamu dermakan sebahagian dari apa yang kamu sayangi. Dan apa jua yang kamu dermakan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya".

Ingatlah jika kita benar-benar mahu amalan sedekah kita menepati kehendak bersedekah, maka setentunya tiga perkara yang disebutkan tadi perlu ada pada benda-benda yang disedekahkan walaupun hanya sedikit kerana bukan sedikit atau banyak yang menjadi ukuran.

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang maksudnya :

"Dari Adiyie bin Hatim Radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Takutlah kamu akan api Neraka walaupun dengan separuh buah kurma".(Riwayat Al-Imam Al-Bukhari).

Hadis tersebut menunjukkan bahawa amalan bersedekah itu walaupun hanya sedikit dengan separuh buah kurma boleh menyelamatkan kita daripada api Neraka.

Adalah perlu diambil ingatan bahawa jika kita bersedekah, maka hendaklah disertai dengan keikhlasan, bukan dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti orang yang menerima sedekah atau derma kerana perbuatan sedemikian hukumnya adalah haram dan merosakkan amalan bersedekah itu. Hal ini ada dijelaskan dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah Al-Baqarah ayat 24 yang tafsirnya :

"Wahai orang-orang yang beriman! Jangan rosakkan pahala amalan sedekah kamu dengan perkataan membangkit-bangkit dan kelakuan yang menyakiti seperti rosaknya pahala amalan sedekah orang yang membelanjakan hartanya kerana hendak menunjuk-nunjuk kepada manusia (riak) dan ia pula tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. Maka bandingan orang itu seperti batu licin yang ada tanah di atasnya kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi). Demikianlah juga halnya orang-orang yang kafir dan riak itu, mereka tidak akan mendapat sesuatu pahala pun dari apa yang mereka usahakan. Dan ingatlah Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang kafir".

Sesungguhnya sedekah yang diberikan secara sembunyi adalah lebih utama dan afdal, ibarat tangan kanan yang memberi, tangan kiri tidak mengetahuinya. Kerana perbuatan itulah yang dekat kepada keikhlasan dan jauh dari perasaan riak. Kerana sifat riak atau sifat menunjuk-nunjuk boleh merosakkan amalan sedekah. Tiada gunanya bersedekah jika mahu mendapat pujian orang dan mahu dikatakan seorang pemurah kerana dengan keikhlasan sahajalah ganjaran pahala akan diperolehi.

Ingatlah wahai kaum Muslimin bahawa amalan bersedekah tidak akan mengurangkan harta, sebaliknya akan menambah harta dan menjauhkan kekurangan dan kesempitan. Mudah-mudahan segala amal perbuatan kita akan mendapat ganjaran daripada Allah Subhanahu Wataala, Amin.

Firman Allah Subhanahu Wataala dalam Surah Saba' ayat 39 yang tafsirnya :

"Katakanlah wahai Muhammad sesungguhnya Tuhan-Ku memewahkan rezeki bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Ia juga yang menyempitkan baginya dan apa sahaja yang kamu dermakan maka Allah akan menggantikannya dan Dialah jua sebaik-baik pemberi rezeki".

3 Kelebihan Bersedekah

“Dan belanjakanlah ( dermakanlah ) sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada kamu sebelum sampai ajal maut seseorang dari kamu, ( kalau tidak ) maka ia ( pada saat itu ) akan merayu dengan berkata : Wahai Tuhanku! Alangkah baiknya jika Engkau lambatkan kedatangan ajalku sekejap lagi, supaya aku dapat bersedekah dan dapat pula aku menjadi dari orang yang soleh” ( Al-Munafiquun : 10 )

HURAIAN

Sedekah berasal dari kata shadaqa yang bererti benar. Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan imannya. Menurut terminologi syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq iaitu mengeluarkan sebahagian dari harta untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam. Namun begitu, sedekah memberi maksud yang lebih luas daripada infaq kerana infaq hanya berkaitan dengan material, manakala sedekah merangkumi material dan non-material. Walaupun kebanyakan kalimah sedekah yang disebut dalam Al-Quran membawa maksud berzakat, namun perkara yang diperhatikan adalah bahawa, jika seseorang itu telah berzakat tetapi masih mempunyai kelebihan harta, sangat dianjurkan untuk berinfaq dan bersedekah. Selain daripada sedekah wajib, umat Islam digalakkan memberi sedekah sunat sebagai tanda kesyukuran akan nikmat yang dikurniakan Allah terutamanya nikmat Islam.

PERBANDINGAN SEDEKAH MENURUT AL-QURAN

"Bandingan pemberian orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, sama seperti sebiji benih yang tumbuh mengeluarkan tujuh tangkai, setiap tangkai itu mengandungi 100 biji. Dan ingatlah, Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Luas ( rahmatNya ) lagi meliputi ilmu pengetahuanNya". ( Al-Baqarah : 261 )

DIPANJANGKAN UMUR & MENCEGAH AJAL YANG BURUK
Maksud sabda Rasulullah saw : "Sesungguhnya sedekah seseorang muslim itu memanjangkan umur dan mencegah dari mati dalam keadaan buruk dan Allah Taala pula menghapuskan sikap sombong dan membangga diri si penderma dengan sebab sedekahnya" ( H.R. Tabrani )

MENOLAK BALA BENCANA
Maksud sabda Nabi saw : "Segeralah kamu bersedekah, kerana bala bencana itu tidak dapat melangkahi sedekah" ( H.R Al-Baihaqi )

SELAGI PELUANG MASIH ADA…
Dari Abu Hurairah r.a katanya : Seorang lelaki menghadap Rasulullah saw lalu bertanya : Wahai Rasulullah! Sedekah mana satu yang lebih besar ? Nabi saw menjawab : Engkau bersedekah ketika sihat dan sangat sayangkan hartamu; ketika engkau takutkan kepapaan dan berharap hendakkan kaya-raya. Janganlah engkau bertangguh untuk bersedekah, sehingga apabila nyawa sampai ke kerongkong, barulah engkau berkata : Aku mahu bersedekah untuk si anu.. sekian untuk si anu dan sekian lagi untuk si anu ( H.R Al-Bukhari )
Nuffnang Ads

Minggu, 14 Agustus 2011

Suasana Ramadhan di Dalam Penjara Israel

Satu biji korma mengawali buka puasa para tawanan di dalam penjara, disaat kebanyakan kaum muslimin berlomba menghidangkan makanan saat mereka berbuka puasa di bulan Ramadhan. Sejumlah orang menganggapnya hal tersebut adalah sangat sederhana, namunm bagi tawanan Palestina semua itu hanyalah mimpi, ditengah kerasnya perlakuan sipir penjara dan larangan masuknya makanan bagi para tawanan Palestina. Kalaupun ada makanan di kantin penjara, tapi harganya melambung tinggi dan beberapa saat lagi, kantin itu akan segera ditutup. Yang paling sulit adalah ketika para tawanan harus menyantap makanan yang tak ada rasanya. Apalagi bagi seorang perempuan. Salain itu, tawanan perempuan kerap kali mendapatkan penggeledahan secara mendadak di tengah malam atau waktu-waktu shalat dan buka puasa. Mereka harus berbuka puasa tanpa kehadiran keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

Suasana Sepi

Suasana sepi mewarnai bulan Ramadhan. Seperti diungkapkan mantan tawanan Nahed Abdul Hadi Al-Suwaifiri, setelah ia dipindah-pindaj dari satu penjara ke penjara lainya dan setelah ia ditahan selama 18 tahun di dalam gelapnya penjara Israel. Secara prinsip tawanan Palestina menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan suka cita. Karena Ramadhan adalah bulan puasa dan bulan Taqarrub pada Allah. Namun mereka kehilangan kesempatan untuk mendapatkan yang seharusnya mereka dapatkan, seperti makanan saat bersahur dan berbuka.

Satu biji kurma sangat sulit didapat bahkan mungkin telah habis pada bulan Ramadhan. Sepertinya para tawanan dilarang makan kurma sama sekali.

Sementara makanan yang disediakan pihak penjara sangat tidak cocok dengan lidah mereka, disamping yang menyediakannya adalah penjajah yang tentu sangat sulit bagi mereka menerimanya, juga karena kondisi makanan tersebut sangat buruk.

Duduk Bersama

Sesuatu yang biasa dilakukan sipir penjara adalah dengan tiba-tiba melakukan pemeriksaan ke setiap kamar tawanan, teruatama di waktu-waktu shalat dan buka bersama. Mereka melarang tawanan Palestina melakukan shalat secara berjama’ah bahkan untuk duduk bersama-sama dilarang. Zionis tidak pernah menghormati sedikitpun. Mereka berupaya menggerecoki kehidapan para tawanan, walau kebanyakan dari mereka sudah menderita dengan tekanan-tekanan terhadap masalah keagamaan mereka tanpa alasan.

Larangan Kunjungan

Diantara sikap yang paling menyedihkan adalah saat salah seorang tawanan dikunjungi pihak keluarga. Saat itu, waktunya hampir magrib. Tawanan sedang menyantap beberapa butir korma bersama keluarganya dihalangi jeruji besi. Namun begitu, mereka merasa telah menyantap makanan bersama keluarganya di dalam penjara.

Ia mengatakan, saya telah tinggal di penjara selama 18 tahun. Tetapi yang paling berat bagiku adalah ketika pihak penjara melarang keluarganya berkunjung pada bulan Ramadhan. Sangat beda rasanya, ketika aku menyantap satu butir kurma bersama tawanan lainya dengan memakan makan bersama keluarganya, walau dihalangi jeruji besi. Oleh karena itu, sejumlah tawanan mengeluhkan kebijakan penjara yang tidak memperbolehkan pihak keluarga, terutama pada bulan Ramadhan yang mulia ini. (asy)

Sejarah Turunnya Al Qur’an (17 Ramadhan)

Malam ini tepatnya tanggal 17 Ramadhan , biasanya umat muslim di berbagai dunia memperingati Nuzulul Qur’an. Yaitu memperingati turunnya Al Qur’an . berbicara mengenai kapan diturunkan Al qur’an , Al qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan . Dasarnya yaitu surat Al Baqarah ayat 185. Namun jika ditinaju lebih jauh lagi tanggal berapa Al Qur’an itu diturunkan? Maka ada 2 pendapat yang beredar .

1. Al qur’an diturunkan pada tanggal 17 Ramadhan , ini ada landasannya yaitu surat (Al-Anfal : 41 ).”
………………kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari al-Furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan……”.

Yang dimaksud dengan hari al-Furqan ialah hari bertemunya pasukan Muslimin dan Musyrikin dalam perang Badar pada hari Jum’at 17 Ramadhan tahun kedua Hijrah. Dan hari al-Furqan itu merupakan hari permulaan turunnya al-Qur’an kepada Nabi.Ini lah dasarnya umat muslim yang menetapkan Al qur’an turun pada tgl 17 Ramadhan

2. Al Qur’an diturunkan pada tanggal 27 Ramadhan , ini juga ada landasannya yaitu surat (Al-Qadr: 1)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alqur’an) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr)”

Rasulullah Saw. pernah mengabarkan tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadr.Beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim); dalam Hadis yang lain juga dijelaskan: “Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (HR. Bukhori dan Muslim). Berdasarkan hadis di atas, diketahui bahwa Lailatul Qadr terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan yaitu pada malam-malam ganjilnya 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadhan.Dan banyak ulama yang berijtihad bahwa lailatul qadar pada malam ke 27. Ini yang menjadi landasan pendapat ke 2, di mesir setiap tgl 27 Ramadhan ada peringatan secara resmi.

Berdasarkan pendapat diatas mana yang benar? ternyata kedua – dua nya benar dan mempunyai landasan yang kuat. Yang terpenting bagi kita , kita tetap berpegang teguh pada Al Qur’an sebagai petunjuk hidup kita dan terus menggali ilmu yang ada dalam Al Qur’an. Al qur’an sejak diturunkan sampai sekarang tetap tidak ada penambahan atau perbaikan .Semoga kita termasuk orang yang berpegang teguh pada Al Qur’an .

Senin, 08 Agustus 2011

RUMAHKU SORGAKU

MANFAAT PUASA ENAM HARI SYAWAL

Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati



Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti enam hari pada bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun" (HR. Muslim).



Puasa enam hari pada bulan Syawal termasuk puasa sunnat. Rasulullah saw sangat menganjurkannya, sampai dalam hadits di atas pahalanya sama dengan pahala satu tahun.



Abu Hurairah berkata: "Pahalanya satu tahun, karena setiap hari pahalanya sama dengan puasa sepuluh hari. Tiga puluh hari ramadhan sama dengan tiga ratus hari ditambah enam hari bulan syawal sama dengan enam puluh hari, sehingga jumlah seluruhnya adalah tiga ratus enam puluh hari yakni satu tahun. Hal ini, karena Allah berfirman: "Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya" (QS. Al-An'am: 160)".



Puasa ini boleh dilakukan berurutan sejak tanggal dua syawal, sebagaimana pendapat Imam Syafi'i, atau boleh juga tidak berurutan yang penting enam hari pada bulan Syawal sebagaimana pendapat Jumhur ulama seperti Imam Waki' dan Imam Ahmad.



Di antara manfaat puasa Syawal ini sebagaimana dituturkan Ibnu Rajab adalah sebagai berikut:



Pertama, puasa enam hari pada bulan Syawal pahalanya sama dengan puasa satu tahun penuh sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.



Kedua, puasa pada bulan Syawal dan Sya'ban seperti shalat sunnat rawatib. Fungsinya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam shalat wajib. Karena, kelak pada hari Kiamat, pahala wajib dapat disempurnakan dengan amalan sunnat.



Ketiga, dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa Ramadhannya diterima oleh Allah, karena apabila Allah menerima amal ibadah seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh lainnya. Para ulama berkata: "Pahala kebaikan adalah dengan kebaikan setelahnya. Siapa yang melakukan kebaikan, lalu setelahnya diikuti dengan kebaikan lainnya, maka itu bukti diterimanya kebaikan pertama".



Keempat, puasa enam hari di bulan Syawal di antara cara bersyukur kepada Allah. Orang yang berpuasa Ramadhan berhak mendapatkan ampunan (maghfirah) dari Allah atas segala dosa-dosanya yang telah lalu, dan tidak ada nikmat yang paling berharga selain pengampunan Allah. Karena itu, mereka yang telah berpuasa Ramadhan patut bersyukur atas nikmat ini, di antaranya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. "Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu bersyukur" (QS. Al-Baqarah: 185).



Kelima, puasa enam hari pada bulan Syawal, bukti bahwa kebaikan dan amal shaleh tidak berakhir seiring berlalunya Ramadhan, akan tetapi terus berlanjut selama hidup. Seorang ulama shaleh, Bisyir, pernah ditanya tentang orang-orang yang hanya beribadah pada bulan Ramadhan, ia menjawab: "Sejahat-jahat kaum adalah mereka yang hanya mengenal dan menyembah Allah pada bulan Ramadhan saja".



Imam as-Syibly pernah ditanya: "Mana yang paling utama; apakah bulan Sya'ban atau bulan Ramadhan?" Ia menjawab: "Jadilah hamba yang menyembah Allah (rabbaniyyan) bukan yang menyembah bulan Ramadhan (ramadhaniyyan)".



Marilah kita mulai dari sekarang untuk melakukan puasa sunnat enam hari di bulan Syawal ini. Di tengah orang-orang asik makan minum sementara kita berpuasa, sungguh tersimpan pahala yang sangat luar biasa. Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya apabila orang yang sedang berpuasa berada di tengah-tengah orang-orang berbuka, maka seluruh anggota tubuhnya bertasbih kepada Allah, serta para malaikat mendoakannya: "Ya Allah, ampunilah segala dosa dan kesalahannya serta sayangilah dia" (HR. Ibnu Majah). Semoga.
Sebelumnya: MUKJIZAT SEDEKAH
Selanjutnya : MENGAPA SAYA HARUS BER-ZIS?

Manfaat Puasa 6 Hari Bulan Syawal

Membiasakan puasa setelah Ramadhan memiliki banyak manfaat diantaranya :

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan.

Pada hari kiamat kelak semua perbuatan fardhu akan disempurnakan dengan perbuatan sunnah. Sebagaimana keterangan yang datang dari Nabi Sholallohu ‘alaihi wa salam dalam berbagai riwayat. Mayoritas puasa fardhu yang dilakukan kaum muslimin memiliki kekurangan dan ketidaksempurnaan, sehingga membutuhkan sesuatu menambal dan menyempurnakannya.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterimanya puasa Ramadhan.

Karena apabila Alloh ta’ala menerima amal seorang hamba, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya. Sebagian orang bijak mengatakan ‘pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya‘. Oleh karena itu barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan kemudian melanjutkan dengan kebaikan yang lain maka hal itu merupakan tanda atas diterimanya amal yang pertama. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

4. Puasa Ramadhan sebagaimana disebutkan dapat mendatangkan maghfirah atas dosa-dosa di masa lalu.

Orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada saat ‘Idul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah, maka membiasakan puasa setelah ‘Idul Fitri merupakan bentuk syukur atas nikmat itu. Sungguh tidak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosa-dosa. Oleh karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkan kepadanya adalah dengan berpuasa setelah Ramadhan. Jika seseorang malah menggantinya dengan perbuatan maksiat berarti termasuk orang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran. Apabila ia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul, ia bagaikan orang yang membangun suatu bangunan megah lantas menghancurkannya kembali. Alloh ta’ala berfirman :

” Dan janglah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali. ” (QS. An-Nahl : 92)

5. Dengan melakukan puasa 6 hari Syawal berarti berbagai amal yang dikerjakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya pada Bulan ramadhan tidak terputus dengan berlalunya bulan mulia ini, selama ia masih hidup.

Orang yang berpuasa setelah Ramadhan bagaikan orang yang cepat-cepat kembali dari pelariannya, yakni orang yang baru lari dari peperangan fii sabilillah lantas kembali lagi. Sulit dipungkiri tidak sedikit manusia yang berbahagia dengan berlalunya Ramadhan, sebab mereka merasa berat, jenuh dan lama berpuasa Ramadhan.

Barangsiapa merasakan hal itu akan sulit untuk bersegera kembai melaksanakan puasa, padahal orang yang bersegera kembali melaksanakan puasa setelah ‘Idul Fitri merupakan bukti kecintaannya terhadap ibadah puasa. Ia tidak merasa bosan dan berat, apalagi benci.

Seorang salaf ditanya tentang kaum yang bersungguh-sungguh dalam ibadahnya di bulan Ramadhan, tetapi jika Ramadhan berlalu mereka tidak bersungguh-sungguh lagi, beliau berkomentar : ” Seburuk-buruk kaum adalah yang tidak mengenal Alloh secara benar kecuali di bulan Ramadhan saja, padahal orang shalih adalah yang beribadah dengan sungguh-sungguh di sepanjang tahun. “

Oleh karena itu sebaiknya orang yang memiliki hutang puasa Ramadhan memulai membayarnya di bulan Syawal, karena hal itu akan mempercepat proses pembebasan dirinya dari tanggungan utangnya. Kemudian dilanjutkan dengan puasa 6 hari bulan Syawal. Dengan demikian dia telah melakukaan puasa Ramadan dan mengikutinya dengan 6 hari Syawwal.

Perlu diingat bahwa amal perbuatan seorang mukmin tidak ada batasnya hingga maut menjemputnya.

Alloh ta’ala berfirman :

“ Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). ” (QS. Al-Hijr : 99)

Perlu diingat bahwa shalat-shalat, puasa sunnah, dan sedekah yang dipergunakan seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Alloh Ta’ala pada bulan Ramadhan disyari’atkan sepanjang tahun. Hal ini mengandung berbagai macam manfaat, diantaranya : sebagai pelengkap dari kekurangan yang terdapat pada yang fardhu, merupakan salah satu faktor yang mendatangkan kecintaan Alloh kepada hamba-hambaNya, sebab terkabulnya do’a, demikian pula sebagai sebab terhapusnya dosa dan dilipatgandakannya pahala kebaikan dan ditinggikan kedudukan.

Hanya kepada Alloh tempat memohon pertolongan, shalawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada Nabi, segenap keluarga dan sahabatnya.
Sumber : Majalah Fatawa, Untuk Ramadhan Yang Lebih Baik, Edisi Khusus, Ramadhan-Syawwal 1430 H

Hikmah dan Manfaat Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan

Hikmah dan Manfaat Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan yang lain adalah bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya (sesuai dengan syariat), untuk lebih lengkapnya kami uraikan satu persatu :

1. Mempersempit aliran makan dan darah yang notabene merupakan aliran syetan, sehingga dengan demikian bisikannya menjadi lemah.
2. Melemahkan syahwat, hasrat jahat dan keinginan maksiat sehingga ruh menjadi sehat (tak ternoda).
3. Mengingatkan orang yang berpuasa bahwa diantara saudara-saudaranya yang shaum / puasa ada yang miskin, sehingga ia mau mengasihi, menyayangi dan menolong mereka.
4. Sebagai media pendidikan jiwa, pensucian hati, pengendalian pandangan dan menjaga anggota tubuh dari dosa.
5. Merupakan rahasia antara makhluk / hamba dengan khaliqnya, sebab tak ada yang mengetahui shaum / puasa kecuali diri sendiri dan Allah S.W.T. Hal ini akan melatih kejujuran kita.
6. Puasa / Shaum para salaf adalah ditambah duduk di masjid dengan Al – Quran, membaca dan menangis serta menjaga lidah dan mata dari hal-hal yang haram.
7. Sebagai alat pemersatu kaum muslimim
8. Sebagai penghapus kesalahan dan penyirna kejahatan.
9. Dapat memberikan kesehatan bagi tubuh, sebab ia mengosongkan perut dari hal-hal yang destruktif, mengistirahatkan pencernaan, membersihkan darah, menormalkan kerja hati, mencerahkan ruh, membersihkan jiwa dan membina akhlak.
10. Menyadarkan bahwa kita merupakan makhluk kerdil dimata Allah.
11. Merupakan kemenangan seorang Muslim mengalahkan nafsunya, kemenangan seorang muslim atas dirinya. Ia setengah dari sabar. Maka orang yang tidak berpuasa sampai uzur pun ia tidak akan pernah mampu mengendalikan dirinya, dan tak akan pernah dapat mengalahkan hawa nafsunya.
12. Merupakan suatu pengalaman yang luar biasa bagi jiwa agar ia berada pada kondisi siap seratus persen untuk menanggung bebab dan menghadapi persoalan, siap menunaikan pekerjaan pekerjaan penting dan agung seperti jihad fi sabilillah, menginfakkan harta benda di jalan Allah dan berkurban.

Ibnu Al-Qayim menambahkan hikmah puasa ini dengan menjelaskan secara terperinci: “Tujuan puasa adalah mengekang diri dari hawa nafsu dan menundukkannya, mendapatkan kesenangan dan kenikmatan hakiki serta kehidupan yang suci dan abadi, turut merasakan lapar dan dahaga yang teramat sangat agar peka terhadap rasa lapar kaum fakir miskin, mempersempit jalan setan dengan mempersempit jalur makan dan minum, mengontrol kekuatan tubuh yang begitu liar karena pengaruh tabiat sehingga membahayakan kehidupan dunia dan akhirat, menenangkan masing-masing organ dan setiap kekuatan dari keliarannya, dan menali-kendalinya. Sebab puasa merupakan tali kendali dan perisai bagi orang-orang yang bertakwa serta training (penggemblengan) diri bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.”

Bulan Ramadhan adalah bulan yang dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh dunia. Bulan Ramadhan adalah satu bulan yang lebih baik daripada 1000 Bulan, dimana disini merupakan bulan pengampunan dan bulan limpahan rezeki dari Allah S.W.T. Keutamaan Bulan Ramadhan bukan hanya terletak dari menahan lapar dan haus, acara buka dan sahur bersama keluarga/teman/kolega, bulan banyak yang berjualan kue tetapi Keutamaman Bulan Ramadhan adalah, bulan penuh berkah. Diwajibkan untuk kita sebagai umat muslim berpuasa selama bulan ramadhan. Karena di Bulan Ramadhan pahala kita akan dilipat gandakan oleh Allah.

Selama Bulan ramadhan mohon ampun kepada Allah atas segala dosa-dosa yang sudah kita lakukan. Ketika Bulan Ramadhan berakhir maka waktunya kita menuju hari raya dimana hari maaf memaafkan baik lahir maupun batin. Jadikanlah Hikmah dan Manfaat Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan sebagai motivasi kita untuk lebih dekat dengan Allah, karena sebetulnya apa yang diperintahkan oleh Allah adalah untuk kebaikan umat sendiri.

MANFAAT DARI IBADAH DI BULAN PUASA.


Setelah sepuluh hari lebih kita melewati hari kemenangan ada yang tersirat dalam hati sanubari, banyak pelajaran yang kita ambil dalam menjalankan ibadah di bulan puasa salah satunya melatih kesabaran, tentu saja apa yang kita dapatkan selama menjalankan ibadah puasa akan menjadi tuntunan dalam menjalani kehidupan insan yang beriman.

Jika kita mengkaji lebih dalam tentang kehidupan maka banyak kita temukan persoalan-persoalan yang membutuhkan kesabaran dalam pemecahannya, disinilah letak fungsi ibadah puasa bagi umat yang menjalankannya, karena dalam berpuasa kita dilatih untuk lebih bersabar dan banyak menahan diri, sehingga ibadah puasa secara tidak langsung akan membimbing umat menjadi insan yang memiliki keikhlasan dan tingkat kesabaran yang tinggi.

Manfaat ibadah di bulan puasa mungkin sangat banyak sekali, namun yang paling menyentuh sisi kehidupan umat adalah melatih kesabaran, setahun sekali umat yang beriman menjalani pelatihan kesabaran mungkin inilah tujuan dari ibadah puasa agar kita selalu diingatkan untuk bersabar dalam menjalani kehidupan dengan berbagai persoalan yang akan dihadapi.

Puasa sendiri memiliki arti menahan diri dari segala macam godaan baik fisik maupun mental, dibulan tersebut kita akan diberikan berbagai ujian yang yang sangat berat dengan beberapa ketentuan yang selama ini diperbolehkan melakukannya dibulan-bulan lain maka pada bulan puasa ada hal-hal yang tidak diperbolehkan melakukannya. Seperti makan, minum dan berhubungan suami istri disiang hari pada bulan puasa diharamkan hukumnya.

Menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh bagi umat yang beriman sangat diharapkan sungguh-sungguh menjalankannya, karena hanya dengan cara seperti inilah kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang berharga dari puasa yang kita jalankan, jika tidak maka puasa yang kita jalankan akan sia-sia dan kita tidak mendapatkan apa-apa.
Ibadah di bulan puasa yang kita jalankan mempunyai makna ibadah yang sangat mendalam bagi yang menjalankannya, dan sesuai janji Allah SWT kepada umat yang menjalankan ibadah puasa dibulan ramadhan, pahala yang diberikan berlipat ganda dari ibadah dibulan-bulan lainnya tentu saja ini menjadi bonus yang bernilai tinggi bagi umat yang sungguh-sungguh beribadah pada bulan itu.

Limpahan rahmat dan pahala dibulan puasa sungguh luar biasa inilah manfaat lain dari bulan puasa, secara kasat mata kita dapat melihat seluruh umat bergembira menyambut kedatangan bulan tersebut, dengan antusias mereka menyambut datangnya bulan suci dengan caranya masing-masing. Inilah pemandangan yang indah yang selalu dapat kita nikmati setiap menyambut bulan suci.

Dan pada bulan itu umat manusia berlomba-lomba mencari pahala dan limpahan rahmat dengan bersungguh-sungguh menjalankan ibadah dibulan tersebut untuk mencapai keridhoan Allah dan mendapatkan kemenangan diakhir bulan ramadhan.

Mudah-mudahan tradisi ini akan terus berlanjut sehingga seluruh umat memperoleh kegembiraan dihari-hari mendatang dan sampai bertemu kembali dibulan yang suci yang akan datang, Insya Allah…

Manfaat sholat tarawih

Shalat Tarawih merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada bulan Ramadan. Setiap kali masanya tiba, berduyun-duyun masjid menjadi penuh selepas waktu Isya. Namun apa sebetulnya manfaat dan janji Allah yang dimaktubkan dalam Shalat Tarawih?

Sebuah hadits diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib R.A, bahwa suatu hari Rasullullah SAW ditanya oleh sahabatnya, tentang keistimewaan shalat tarawih pada bulan Ramadan. Maka Rasullullah SAW bersabda; Siapa yang melaksanakan shalat tarawih pada :

Malam ke-1:
Terlepaslah ia dari dosa-dosanya seperti ketika ia baru dilahirkan oleh ibunya.

Malam ke-2:
Allah swt memberi pengampunan kepadanya dan kepada kedua orang tuanya jika keduanya mukmin (orang yang beriman)

Malam ke-3:
Malaikat berseru dari bawah Arsy ; mulailah beramal semoga allah swt mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu.

Malam ke-4:
Mendapatkan pahala sama dengan pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqon (al Quran)

Malam ke-5:
Allah memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang shalat di Masjid Alharam (masjidil haram) di Makkah,masjid Nabawi di Madinah dan masjid Al Aqsha di Palestina.

Malam ke-6:
Allah akan memberi pahala seperti pahala orang yang tawaf di-baitul mamur, dan batu-batu serta tanah liat memohonkan ampun untuknya. (subhanallah sungguh luar biasa, batu dan tanah yang kita injak selama ini,ternyata bisa memintakan ampunan kepada Allah untuk kita).

Malam ke-7:
Seakan-akan dia berjumpa nabi Musa a.s kemudian menolongnya dari Kerajaan Firaun dan Hamman.

Malam ke-8:
Allah memberikan kepadanya, apa yang pernah Allah berikan kepada Nabi Ibrahim a.s

Malam ke-9:
Dia menjadi seperti seorang hamba Allah yang beribadah kepadanya seperti ibadahnya seorang nabi.

Malam ke-10:
Allah memberikan anugerah kepadanya,berupa kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.

Malam ke-11:
Maka ia akan meninggal dunia dalam keadaan seperti bayi yang baru lahir (meninggal dengan tanpa membawa dosa /husnul khotimah)

Malam ke-12:
Pada Hari Kiamat, Anda akan bangkit dengan muka cemerlang seperti bulan.

Malam ke-13:
Pada Hari kiamat, Anda akan bebas dari ketakutan yang membuat manusia sedih.

Malam ke-14:
Para malaikat memberi kesaksian shalat tarawih anda, dan Allah tidak menghisab anda lagi.

Malam ke-15:
Anda akan menerima shalawat dari para malaikat, termasuk malaikat penjaga Arsy dan Kursi.

Malam ke-16:
Anda akan mendapat tulisan “Selamat” dari Allah, anda bebas dari surga, dan lepas dari neraka.

Malam ke-17:
Allah akan memberi pahala kepada anda sesuai pahala para nabi.

Malam ke-18:
Malaikat akan memohon kepada Allah agar anda selalu mendapat restu.

Malam ke-19:
Allah akan mengangkat derajat anda ke Firdaus (surga yang tinggi)

Malam ke-20:
Diberikan pahala kepada anda sesuai pahala para syuhada dan shalihin.

Malam ke-21:
Allah akan membuatkan sebuah bangunan dari cahaya untuk anda disurga.

Malam ke-22:
Anda akan merasa aman dan bahagia pada hari kiamat, karena Anda terhindar dari rasa takut yang amat sangat.

Malam ke-23:
Allah akan membuat sebuah kota untuk Anda di dalam surga.

Malam ke-24:
Allah akan mengabulkan 24 permohonan Anda selagi Anda masih hidup di dunia.

Malam ke-25:
Anda akan bebas dari siksa kubur.

Malam ke-26:
Allah akan derajat amal kebaikan Anda sebagaimana derajat amal kebaikan Anda selama 40 tahun.

Malam ke-27:
Anda akan secepat kilat bila melewati Siratalmustakim nanti.

Malam ke-28:
Anda akan dinaikkan 1.000 kali oleh Allah di dalam surga kelak.

Malam ke-29:
Allah akan memberi pahala kepada Anda seperti Anda menjalani ibadah haji 1.000 kali yang diterima Allah.

Malam ke-30:
Allah menyuruh kepada Anda untuk memakan semua buah di surga, minum air kausar, mandi air salsabila (air surga), karena Allah Tuhan Anda, dan Anda hamba Allah yang setia.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More