Senin, 18 Juli 2011

Rakyat Palestina Siap Kobarkan Intifada







Bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Zionis Israel kembali terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat hari Selasa (16/3) pagi seiring dengan meningkatnya ketegangan di wilayah itu. Warga Palestina memprotes rencana Israel yang akan membangun 1.600 unit rumah baru untuk para pemukim Yahudi di tanah Palestina.
Sementara itu, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell membatalkan kunjungannya ke Israel setelah rezim Zionis menolak desakan untuk tidak melanjutkan rencana pembangunan pemukiman baru itu. Penolak Israel membuat AS berang. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menyebutnya sebagai "penghinaan terhadap AS".




Menyusul bentrokan di wilayah pendudukan, faksi Hamas yang berkuasa di Gaza pada hari yang sama mendeklarasikan "Hari Kemarahan dan Kewaspadaan" serta menyerukan negara-negara Arab dan Muslim agar "datang ke Palestina untuk menyelamatkan Yerusalem dan Al-Aqsa." Kepala Deputi Politik Hamas, Mussa Abu Marzuk menyerukan gerakan Intifada untuk melawan Israel.

"Harus ada tindakan untuk melawan rencana Zionis itu, yang dilakukan dalam jangka panjang dan bukan hanya tindakan sementara saja," tukas Abu Marzuk dari pengasingannya di Damaskus, Suriah.

'Seluruh rakyat Palestina pasti akan bersuka cita untuk melakukan Intifada. Semua rakyat Palestina harus bangkit ... melawan kekuatan penjajahan Israel. Rezim Zionis ingin mengosongkan Yerusalem selangkah demi selangkah ... mereka juga berusaha menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci umat Kristiani di kota itu," tandasnya.

Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, tentara-tentara Zionis melepaskan tembakan peluru karet, granat untuk membubarkan massa dan gas air mata ke arah warga Palestina yang sedang berunjuk rasa memprotes rencana pembangunan pemukiman baru untuk Yahudi.

Sementara warga Palestina membalasnya dengan lemparan batu dan bom molotov. Di beberapa tempat, para pengunjuk ras juga membuat barikade serta membakar ban untuk menghambat gerak tentara Zionis.

Menurut petugas kesehatan, sedikitnya 40 warga Palestina dirawat di rumah-rumah sakit di Yerusalem Timur (Al-Quds). Sedangkan juru bicara kepala polisi Israel, Micky Rosenfeld mengatakan bahwa mereka menangkap sekitar 40 orang pengunjuk rasa.



Bentrokan antara warga Palestina dan pasukan Zionis Israel kembali terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat hari Selasa (16/3) pagi seiring dengan meningkatnya ketegangan di wilayah itu. Warga Palestina memprotes rencana Israel yang akan membangun 1.600 unit rumah baru untuk para pemukim Yahudi di tanah Palestina.

Sementara itu, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell membatalkan kunjungannya ke Israel setelah rezim Zionis menolak desakan untuk tidak melanjutkan rencana pembangunan pemukiman baru itu. Penolak Israel membuat AS berang. Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton menyebutnya sebagai "penghinaan terhadap AS".

Menyusul bentrokan di wilayah pendudukan, faksi Hamas yang berkuasa di Gaza pada hari yang sama mendeklarasikan "Hari Kemarahan dan Kewaspadaan" serta menyerukan negara-negara Arab dan Muslim agar "datang ke Palestina untuk menyelamatkan Yerusalem dan Al-Aqsa." Kepala Deputi Politik Hamas, Mussa Abu Marzuk menyerukan gerakan Intifada untuk melawan Israel.

"Harus ada tindakan untuk melawan rencana Zionis itu, yang dilakukan dalam jangka panjang dan bukan hanya tindakan sementara saja," tukas Abu Marzuk dari pengasingannya di Damaskus, Suriah.

'Seluruh rakyat Palestina pasti akan bersuka cita untuk melakukan Intifada. Semua rakyat Palestina harus bangkit ... melawan kekuatan penjajahan Israel. Rezim Zionis ingin mengosongkan Yerusalem selangkah demi selangkah ... mereka juga berusaha menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci umat Kristiani di kota itu," tandasnya.

Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, tentara-tentara Zionis melepaskan tembakan peluru karet, granat untuk membubarkan massa dan gas air mata ke arah warga Palestina yang sedang berunjuk rasa memprotes rencana pembangunan pemukiman baru untuk Yahudi.

Sementara warga Palestina membalasnya dengan lemparan batu dan bom molotov. Di beberapa tempat, para pengunjuk ras juga membuat barikade serta membakar ban untuk menghambat gerak tentara Zionis.

Menurut petugas kesehatan, sedikitnya 40 warga Palestina dirawat di rumah-rumah sakit di Yerusalem Timur (Al-Quds). Sedangkan juru bicara kepala polisi Israel, Micky Rosenfeld mengatakan bahwa mereka menangkap sekitar 40 orang pengunjuk rasa.

Bentrokan antara warga Palestina dan tentara Zionis antara lain terjadi di pos pemeriksaan Israel di Qalandi, di kamp pengungsi Shuafat, di Hebron dan beberapa tempat lainnya di Al-Quds


Warga Palestina menentang keras rencana Israel membangun ribuan rumah untuk pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur. Kemarahan rakyat Palestina makin memuncak dengan dibukanya sebuah sinagog di kawasan Kota Tua. Rakyat Palestina menilai pembukaan sinagog yang letaknya hanya beberapa meter dari kompleks Masjid Al-Aqsa adalah langkah pertama Israel untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan menggantikannya dengan bangunan Kuil Yahudi.

Juru runding Palestina, Saeb Erekat mengungkapkan situasi di itu sebagai situasi yang siap meledak. Ia mengecam kebijakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang telah "menuangkan minyak ke dalam api." (ln/wb)

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More